JAKARTA, KOMPAS.com - Para pemilik gedung perkantoran di luar kawasan bisnis Jakarta atau non-CBD harus bersiap-siap menghadapi tantangan pada tahun 2019 ini.
Hal ini karena sebagian besar pasokan ruang perkantoran baru yang diprediksi rampung dalam kurun tiga tahun ke depan akan selesai 2019.
Tentu, hadirnya pasokan baru terseb berpotensi menyebabkan kian ketatnya persaingan bisnis perkantoran.
"Permintaan mungkin tetap kuat. Namun persaingan yang ketat ini berpotensi memberikan tekanan berkelanjutan pada tingkat hunian dan sewa dalam waktu dekat," ujar Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus.
Dalam catatan Savills Indonesia, hampir 65 persen dari total 578.600 meter persegi ruang perkantoran baru yang akan masuk hingga 2021, bakal rampung tahun ini.
Besarnya pasokan baru ini disebabkan adanya sejumlah keterlambatan dalam penyelesaian proyek tahun-tahun sebelumnya yang diakibatkan berbagai faktor, seperti pembiayaan, konstruksi dan persoalan lainnya.
Baca juga: Okupansi Perkantoran di Luar CBD Jakarta Meningkat
Sebagian besar pasokan yang masuk masih berada di wilayah Jakarta Selatan yakni 37 persen. Bersaing ketat di belakangnya yakni Jakarta Pusat (36 persen), Jakarta Barat (20 persen), Jakarta Utara (15 persen) dan Jakarta Timur (10 persen).
Kontribusi ruang perkantoran Grade B diperkirakan bakal menjadi paling populer dalam pasokan mendatang (69 persen). Sementara perkantoran Grade A hanya 28 persen, dan Grade C 3 persen.
"Dalam skenario moderat kami, tingkat hunian untuk 2019 diperkirakan akan turun menjadi 74 perseb, dan berpotensi mendorong koreksi sewa lebih lanjut sekitar 2-3 persen," pungaks Anton.
https://properti.kompas.com/read/2019/04/09/230000721/tahun-2019-perkantoran-di-luar-cbd-hadapi-tantangan-berat
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tahun 2019, Perkantoran di Luar CBD Hadapi Tantangan Berat - Kompas.com - Properti Kompas.com"
Post a Comment