TEL AVIV, Kompas.com - Para anggota tim judo Israel ke Olimpiade menunjukkan dedikasi mewakili negara mereka di tengah semangat anti semit dari sebagian besar pesaing mereka.
Para atlet judo, Ori Sasson, Sagi Muki dan Peter Palchick mengungkap hal ini saat melakukan tur ke Amerika Serikat, awal April ini. Mereka membagi kisah mereka di beberapa perguruan tinggi di AS seperti Rutgers University, University of Delaware dan University of Pennsylvania.
"Kami ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa kami tidak bisa disingkirkan,"kata Sasson . "Seperti ksatria yang berperang, kami hanya memikirkan pertarungan dan menang dengan melakukan yang terbaik. Kami mampu menguasai emosi dan fokus pada kemenangan. Inilah yang paling penting," tambah Palchick.
Muki dan Palchick meraih medali emas pada Grand Slam Abu Dhabi pada Oktober 2018 lalu. Kemenangan mereka ini menjadi sejarah karena memungkinkan lagu kebangsaan Israel,"Hatikvah," diperdengarkan untuk pertamakali dalam sebuah kejuaraan internasional. Keberhasilan ini diapresiasi PM Israel, Benyamin Netanyahu yang memuji kemenangan Muki.
"Setiapkali naik podium, melihat bendera dinaikkan dan lagu kebangsaan kami dimainkan, selalu ada rasa bangga. Namun di Abu Dhabi, peristiwa ini sangat istimewa. Ini momen paling istimewa dalam karir saya. Ini peristiwa poilitik yang besar. Selama beberapa tahun, kami tidak boleh bermain dengan menggunakan nama negara dan bahkan mencantumkan nama kami sendiri di punggung baju kami."
Muki menyebut saat ia memenangi medali perunggu di kompetisi Abu Dhabi pada 2015, saat penyerhan penghargaan setiap pemenang menghormati bendera negara masing-masing, kecuali dia. Begitu pun saat ia tampil lagi pada 2015 dan 2017 ia juga tidak membawa bendera, bahkan inisial negara ISR pun tak boleh digunakan.
Saat lima atlet Israel juara pada turnamen di Abu Dhabi pada 20917, panitia menolak memainkan lagu kebangsaan Israel,"Hatikvah." Mereka dipaksa mengenalkan seragam bertuliskan Federasi Judo Internasional (IJF) dan menerima medali di bawah bendera IJF.
Saat atlet Israel Tal Flicker meraih medali emas di Abu Dhabi pada 2017, ia menyanyikan sendiri lagu "Haktivah" sementara lagu dan bendera IJF sedang dimainkan. "Bukan hal mudah buat saya untuk bertarung tanpa bendera," kata Muki. "Pada 2018, saat saya diberitahu saya akan bertarung dengan bendera negara, terus terang itu memotivasi saya."
Pada Olimpiade Rio De Janeiro 2016 lalu, seorang atlet judo Mesir, Islam El Shehaby menolak bersalaman dengan atlet Israel Ori Sasson di kelas berat. Komite Olimpik Internasional (IOC) kemudian menjatuhkan hukuman diskualifikasi kepada El Shehaby. Sasson kemudian meraih medali perunggu d an berharap El Shehaby akan bersikap lebih baik lagi pada masa depan.
"Bersalaman adalah cara menunjukkan penghormatan kita kepada lawan. Saat pejudo Mesir menolak melakukan itu, saya merasa ia telah melukai nilai-nilai Olimpik," kata Sasson. "Tadinya saya harap karena ini terjadi Olimpiade yang disaksikan jutaan orang, dia akan bersikap lain. Saya hanya berusaha fokus pada pertandingan. Sesudah kejadian, saya menerima banyak pesan -termasuk dari Mesir- yang tak setuju dengan sikap El Shehaby."
Para atlet Israel ini berharap pada masa depan apa yang diperlihatkan panitia pertandingan di Abu Dhabi akan diikuti banyak tempat lain. Tahun lalu, IJF mencoret Uni Emirat Arab dan Tunisia untuk menjadi tuan rumah turnamen internasional karena adanya perlakuan berbeda terhadap atlet Israel. "Perlahan-lahan, saya harap akan lebih baik,"kata Muki.
https://olahraga.kompas.com/read/2019/04/12/20581718/tim-judo-israel-bertahan-hadapi-diskriminasi
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tim Judo Israel Bertahan Hadapi Diskriminasi - KOMPAS.com"
Post a Comment