Pantauan detikcom, Senin (13/5/2019), lapak pedagang tetap berjualan dengan berdiri berjajar seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja kali ini, lapak dagangannya akan bergeser ke tepi jalan, bahkan ada yang memanfaatkan trotoar depan Taman Krida Budaya Jawa Timur.
Animo masyarakat untuk berburu takjil sekaligus ngabuburit masih cukup besar. Aktivitas ini tentunya berdampak terhadap kepadatan arus lalu lintas di lokasi.
Beberapa pengunjung mengaku masih tergantung dengan keberadaan pasar takjil Soehat. Selain memudahkan untuk mencari menu buka puasa, datang ke lokasi sekaligus dijadikan momen menunggu adzan maghrib.
"Seperti tahun kemarin, mencari apapun disini enak, harganya juga tidaklah mahal. Bisa sekalian ngabuburit," terang Nuraini seorang mahasiswi ditemui di kawasan pasar takjil Soehat.
Adanya lapak pedagang seakan kontras dengan imbauan pelarangan pasar takjil di Jalan Soehat yang dikeluarkan oleh warga RW 16. Masyarakat setempat seakan menunjukkan penolakan keras terhadap keberadaan pasar takjil yang dirasa sangat mengganggu.
Spanduk itu dipasang pada sejumlah titik. Wali Kota Malang Sutiaji sendiri telah mengeluarkan surat pengumuman No 4 Tahun 2019 tentang menyambut dan menghormati bulan suci Ramadhan 1440 H.
Dalam pengumuman itu dilarang berjualan takjil dengan memanfaatkan badan jalan. Termasuk hiburan musik yang biasanya digelar ditengah keramaian pasar takjil Soehat. No 4 Tahun 2019 tentang menyambut dan menghormati bulan suci Ramadhan 1440 H.
Foto: Muhammad Aminudin |
Satpol PP bersama Dinas Perhubungan Kota Malang telah melakukan sosialisasi agar pedagang tidak membuka lapak dagangannya di pasar takjil Soehat. Ternyata langkah ini sangat dikeluhkan oleh pedagang, bahkan perwakilan pedagang mengadu ke DPRD Kota Malang akan nasib mereka.
Setidaknya ada ratusan pedagang yang bergantung nasib dengan berjualan di pasar takjil Soehat. Mereka rata-rata sudah pernah membuka lapak di tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Satpol PP Kota Malang Priyadi menyatakan, jika sebenarnya keberadaan pasar takjil di Jalan Soehat tidak diperbolehkan. Namun untuk menghindari gejolak, untuk sementara lapak jualan pedagang dibiarkan.
Hal ini mengacu kepada amanat Wali Kota Malang Sutiaji, bahwa keberadaan pasar takjil Soehat tetap berjalan, asal dengan beberapa catatan yakni tidak mengganggu ketertiban, kebersihan dan membuat kemacetan.
"Pak Wali Kota sudah menyampaikan begitu, kami sebagai penegak pernah hanya menjalankan. Kemungkinan baru tahun depan akan ditata lebih baik lagi, dengan mengalihkan pasar takjil di dalam komplek Taman Krida Budaya," ujar Priyadi terpisah.
Menurut dia, kebijakan itu akan berlaku pada semua pasar takjil di Kota Malang. Karena bukan hanya saja ada di Jalan Soehat, melainkan juga di Jalan Sulfat dan sejumlah titik lain.
"Tahun depan akan semua ditata, baik yang di Soehat maupun yang di Jalan Sulfat. Untuk saat ini, masih diperbolehkan dengan beberapa catatan," tegas Priyadi.
Beragam makanan dan minuman bisa ditemui di pasar takjil Soehat ini, selain lokasinya mudah diakses, harga panganan yang dijual juga sangat terjangkau.
(bdh/bdh)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Takjil Soehat, Nuansa Setiap Ramadhan yang Ditolak Warga - detikNews"
Post a Comment