Badan-badan PBB mengatakan bahwa Korea Utara mengalami panen terburuk dalam satu dekade, di mana 10 juta warga Korea Utara diperkirakan menghadapi krisis pangan parah. Ini berarti bahwa mereka tidak akan memiliki cukup makanan sampai panen berikutnya. Krisis pangan ini diakibatkan oleh kondisi iklim seperti “kekeringan, gelombang panas, dan banjir”, dan sebagian disebabkan oleh sanksi internasional yang bertujuan membuat Kim Jong-un meninggalkan program senjata nuklirnya.
Oleh: Al Jazeera
Baca Juga: Indonesia Langgar Sanksi PBB dengan Melepas Batubara Korea Utara
Empat dari 10 warga Korea Utara menghadapi krisis pangan dan diperkirakan akan ada pemotongan lebih lanjut untuk jatah minimal, setelah terjadinya panen terburuk dalam satu dekade, PBB mengatakan pada Jumat (3/5).
Jatah resmi turun menjadi 300 gram per orang per hari—terendah selama periode tahun ini—PBB mengatakan setelah penilaian ketahanan pangan oleh misi-misi Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP) untuk Korea Utara pada bulan lalu dan pada November 2018.
Ditemukan 10,1 juta orang menderita krisis pangan parah, “yang berarti bahwa mereka tidak memiliki cukup makanan sampai panen berikutnya,” kata juru bicara WFP, Herve Verhoosel.
Populasi Korea Utara adalah sekitar 25,2 juta jiwa, menurut Biro Pusat Statistik, kata laporan PBB pada Jumat (3/5).
Verhoosel mengatakan bahwa kata “paceklik” tidak digunakan dalam krisis saat ini, tetapi mungkin akan terjadi dalam beberapa bulan atau tahun mendatang. “Situasinya sangat serius hari ini—itu fakta.”
‘Diet terus menerus’
“Kami khawatir, dengan gandum, jelai, dan tanaman kentang tahun ini, yang memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga selama musim mendatang, meskipun hanya menyumbang sekitar 10 persen dari total produksi,” kata Mario Zappacosta, ekonom senior dan pimpinan misi FAO.
Krisis pangan ini adalah akibat dari kondisi iklim seperti “kekeringan, gelombang panas, dan banjir” serta kurangnya bahan bakar dan pupuk—dan sebagian disebabkan oleh sanksi internasional yang bertujuan untuk membuat pemimpin Kim Jong-un meninggalkan program senjata nuklirnya.
“Banyak keluarga yang bertahan hidup dengan cara diet beras dan kimchi terus menerus sepanjang tahun, makan sangat sedikit protein,” kata Nicolas Bidault dari WFP, ketua tim penilai tersebut.
“Ini mengkhawatirkan karena banyak masyarakat sudah sangat rentan, dan setiap pemotongan lebih lanjut untuk jatah makanan yang sudah minimal dapat mendorong mereka lebih jauh ke dalam krisis kelaparan,” tambahnya.
Korea Utara selama bertahun-tahun mengandalkan pasokan rutin bantuan pangan PBB.
Produk pertaniannya sebesar 4,9 juta ton adalah yang terendah sejak tahun 2008-2009, yang mengarah pada defisit pangan sebanyak 1,36 juta ton pada tahun pemasaran 2018-2019, kata laporan itu.
Zappacosta mengatakan bahwa penilaian tersebut menemukan bahwa musim dingin membuat tanaman terkena suhu beku, yang memangkas produksi sekitar seperlimanya.
Laporan ini merekomendasikan peningkatan bantuan makanan dan penyediaan makanan yang diperkaya untuk memenuhi kebutuhan saat ini, dan berfokus pada daerah di mana kekurangannya paling besar atau paling terpengaruh oleh iklim.
Memperluas program gizi dan pengurangan risiko dapat membantu masyarakat mengatasi guncangan di masa depan, kata laporan itu.
Baca Juga: Korea Utara Eksekusi Mati 4 Pejabat Setelah KTT Vietnam Gagal
Laporan ini juga merekomendasikan serangkaian langkah-langkah untuk meningkatkan produksi pertanian, termasuk mengimpor benih berkualitas tinggi, pupuk, dan bahan kimia pertanian lainnya, pompa air dan rumah kaca, serta meningkatkan peralatan pengeringan biji-bijian, mesin perontok, dan fasilitas penyimpanan untuk meminimalkan kerugian pasca-panen.
Saat melakukan penilaian tersebut, tim ini diberikan akses pada pertanian, rumah tangga pedesaan dan perkotaan, pembibitan, dan pusat distribusi publik, serta berkesempatan berbicara dengan anggota rumah tangga, petani, pejabat pemerintah, dan lainnya.
Korea Utara menderita kelaparan pada pertengahan tahun 1990-an yang diyakini telah menewaskan sebanyak tiga juta orang.
Keterangan foto utama: Kelangkaan ini adalah akibat dari kondisi iklim seperti kekeringan, gelombang panas, dan banjir serta kurangnya bahan bakar dan pupuk. (Foto: Reuters)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PBB: 10 Juta Warga Korea Utara Hadapi Krisis Pangan - Mata Mata Politik"
Post a Comment