Search

Zonasi Wilayah Perbatasan PPDB SMA Dikeluhkan Wali Murid - Jawa Pos

JawaPos.com – Pembagian penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA negeri dikeluhkan wali murid. Pembagian zona yang dibatasi kecamatan dianggap tidak fair. Pilihan sekolah juga dianggap mengguntungkan salah satu zona.

Misalnya, yang diberitakan Jawa Pos kemarin. Sebanyak 22 SMAN di Surabaya dibagi menjadi dua zona. Di zona 1 ada 13 sekolah. Di zona 2 terdapat 9 sekolah. Tahun ini PPDB Surabaya juga memasukkan Kecamatan Taman dan Waru di Kabupaten Sidoarjo yang bisa memilih sekolah di Surabaya.

Pembagian zonasi tersebut dikeluhkan Ahdi, 48. Wali murid yang tinggal di Kecamatan Mulyorejo itu mengaku kecewa dengan pembagian zona. Menurut dia, tidak tepat jika Kecamatan Mulyorejo dimasukkan ke zona 2. Sebab, jarak rumahnya justru lebih dekat dengan sekolah di zona 1.

Dia mencontohkan, jika diukur menggunakan Google Maps, jarak rumahnya dengan SMA kompleks hanya 2 kilometer. Namun, putranya tidak bisa memilih sekolah itu. Sebab, SMA kompleks masuk zona 1.

Sementara itu, di zona 2, jarak sekolah terdekat dari rumah adalah SMAN 20. Tetapi, jika dihitung dengan Google Maps, jaraknya mencapai 6 kilometer dari rumahnya. “Jadi, zonasi ini sangat tidak tepat,” ujarnya.

Dari segi pemisahan zona, Dinas Pendidikan (Dispendik) Jatim juga dinilai tidak fair dengan warga Mulyorejo. Sebab, jika dibagi dari wilayah barat ke timur, Mulyorejo bisa masuk ke zona 1. “Tapi, kenapa saat di area Mulyorejo, garisnya mencot sehingga masuk wilayah zona 2,” ucap lelaki yang bekerja di salah satu BUMN itu.

Dia sebenarnya berharap zonasi bisa sepenuhnya menggunakan jarak rumah dan sekolah. Dengan begitu, orang tua tidak bingung memilih sekolah. “Kalau dibikin zona seperti ini, jelas merugikan,” katanya.

Keluhan wali murid itu juga diamini anggota Dewan Pendidikan Surabaya (DPS) Ali Yusa. Pembagian dua zona yang melintang dari barat ke timur itu akan merugikan beberapa kecamatan. Khususnya yang wilayahnya berada di persimpangan batas zona.

Bukan hanya Mulyorejo, zonasi tersebut akan merugikan warga yang tinggal di Wonokromo dan Sambikerep. Sebab, di dua wilayah itu jarak sekolah dalam satu zona malah lebih jauh.

“Kecamatan Sambikerep itu lebih dekat ke SMAN 11 yang berada di luar zonanya daripada ke SMAN 13 yang masuk zona,” ungkapnya. Di zona 2, menurut dia, persaingan bakal semakin ketat. Sebab, ada tambahan dua kecamatan dari Kabupaten Sidoarjo.

Wilayah yang berada di dua zonasi tersebut seharusnya diberi solusi oleh dispendik. Dia menilai saat ini jumlah SMAN di Surabaya juga masih timpang. Sebab, lebih dari tiga tahun tidak ada pembangunan SMA baru di Surabaya. Akibatnya, sekolah menumpuk di wilayah pusat.

Kepala Cabang Dispendik Provinsi Wilayah Surabaya-Sidoarjo Sukaryantho mengatakan, pembagian jadi dua zonasi tersebut merupakan keputusan dispendik cabang dengan para kepala sekolah.

“Kami diminta usul oleh Dispendik Jatim soal zonasi. Hasil usulan tersebut akhirnya disepakati bersama,” jelasnya. Namun, disinggung soal keluhan wali murid yang rumahnya berada di perbatasan dua zonasi itu, Sukaryantho belum bersedia menjawab.

Let's block ads! (Why?)

https://www.jawapos.com/jpg-today/30/05/2019/zonasi-wilayah-perbatasan-ppdb-sma-dikeluhkan-wali-murid/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Zonasi Wilayah Perbatasan PPDB SMA Dikeluhkan Wali Murid - Jawa Pos"

Post a Comment

Powered by Blogger.