Harga Komoditas di Pasar Tradisional di DIY Berangsur Normal - Tribun Jogja

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Provinsi melalui Disperindag DIY memastikan harga komoditas pangan di sejumlah pasar tradisional berangsur normal pasca-Lebaran di awal Juni lalu.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY, Yanto Aprianto menuturkan harga komoditas berangsur normal dan kembali ke harga semula saat memasuki H+6 lebaran.

Ia menerangkan, kembali normalnya harga komoditas dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya permintaan yang menurun.

• Jadi Komoditas Ikonik, Bambu Asal Sleman Sudah Tembus Pasar Korea Selatan

"(Kenaikan selama Ramadan) dipicu oleh permintaan ditambah biaya buruh atau pegawai yang bekerja pas memasuki hari libur, otomatis pekerja minta upah lembur," terangnya kepada TribunJogja.com, Sabtu (15/6/2019).

Selain itu, kata Yanto, hal lain yang mempengaruhi kestabilan harga yakni masalah ketersediaan stok.

Dari data Disperindag DIY di beberapa pasar tradisional tercatat harga beras (berbagai jenis) yang termurah mulai Rp 9.000 hingga yang termahal yakni Raja Lele hingga Rp 15ribu per kilogram.

Untuk gula pasir per kilogram tercatat di angka Rp 12.000 hingga Rp 12.500. Telur ayam antara Rp 21.000 - Rp 23.000 per kilogram. Tepung terigu per kilogram mulai Rp 6.500 hingga Rp 9.500.

• Tanam Perdana Edamame di Sedayu, Diharapkan Jadi Alternatif Komoditas Selain Padi

Daging sapi mulai Rp 70.000 hingga Rp 120.000 per kilogram, cabe merah keriting per kilogram mulai Rp 25.000 hingga Rp 35.000, cabe rawit hijau Rp 18.000 hingga Rp 25.000, cabe rawit merah mulai Rp 14.000 Rp 20.000.

Untuk bawang merah tercatat mulai di angka Rp 24.000 hingga Rp 30.000 per kilogram.

Sedangkan untuk bawang putih kating mulai Rp 34.000 hingga Rp 38.000 dan bawang putih sinco mulai Rp 28.000 hingga Rp 32.000 per kilogramnya.

Kendati di pasar tradisional mengalami perubahan harga yang fluktiatif, untuk harga komoditas di toko ritel masih cenderung stabil.

"Sedang di toko ritel harga tetap stabil kecuali harga cabe yang mengalami kenaikan, hal ini karena pembelian ditingkat petani juga sudah tinggi," bebernya.

Meski demikian untuk saat ini pihaknya memastikan dari pertengahan hingga akhir Juni, stok komoditas masih aman.

"Untuk ketersediaan stok masih cukup," tutupnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Let's block ads! (Why?)