Search

Rumah Zaman Belanda Jadi Spot Instagrammable - MALANG POST


MALANG - Siapa sangka kampung yang tidak mendapat perhatian wisatawan, kini menjadi lokasi indah dan kaya sejarah sebagai salah satu tujuan wisata di Kota Malang. Ya, inilah Kampung Heritage Kayutangan.
Sekitar setahun terakhir, Kampung Heritage Kayutangan begitu hits di media sosial. Setelah dilaunching 2018 lalu, kampung yang berada di kawasan Kayutangan Kota Malang itu memang lebih banyak dikenal dan jadi jujukan wisatawam.
Selain menyuguhkan beragam spot foto yang ikonik dan sesuatu yang berbeda, wisatawan juga disuguhkan dengan bangunan-bangunan cantik yang sudah berusia ratusan tahun. Wisatawan pun dapat belajar tentang bangunan serta arsitektur kolonial Belanda.
Puluhan rumah yang mempertahankan gaya lawas itu pun masih berdiri kokoh, dan dilengkapi dengan papan informasi terkait pemilik rumah, tahun dibangunnya rumah, dan arsitek yang membangun rumah tersebut. Sehingga para wisatawan dapat melihat informasi yang ada secara langsung.
Ada rumah Namsin yang terletak tepat di pintu masuk gang 4 Kampung Wisata Heritage. Selain itu, ada juga bangunan rumah jengki yang bentuk atapnya berbeda yaitu berbentuk pelana kuda.
Selain menyediakan lokasi berfoto yang erat kaitannya dengan barang-barang jadul dan lukisan tembok, di sana juga ada banyak jembatan penghubung yang sudah ada sejak kolonial Belanda. Jembatan tersebut terlihat amat cantik dan bisa banget dijadikan untuk berfoto.
Sepertinya, jembatan yang tak jauh dari gang 4 itu semakin bagus saat malam hari. Karena tepat di atas sungai dipasang lampu-lampu kecil cantik yang membuat suasana malam semakin indah, dan sepertinya cenderung ke arah romantis.
"Ada puluhan rumah sejak zaman  Belanda, bahkan sebelum penjajahan Belanda. Rumah itu masih ditempati sampai sekarang. Itu yang banyak menarik perhatian wisatawan," terang Pengelola Kampung Heritage Kayutangan, Astufah.
Dia bercerita, sejak kali pertama dilaunching sebagai kawasan wisata heritage, Kayutangan menang tak pernah sepi kunjungan. Dalam satu hari, lebih dari 50 wisatawan lokal dan mancanegara yang datang. Sedangkan weekend, jumlah wisatawan lebih 100 orang.
Mereka rata-rata adalah warga Malang Raya. Selain itu ada pula yang datang dari Surabaya, Jakarta, Bali, Semarang, bahkan mancanegara seperti Belanda, Korea Selatan, hingga Swiss. Mereka datang setelah melihat melalui media sosial.
Sebagai informasi, wisatawan dapat memasuki kawasan Kampung Heritage Kayutangan dari berbagai gang dan sisi. Saat memasuki area, wisatawan akan dikenai biaya Rp 5 ribu dan ditukar dengan cinderamata berupa foto bangunan tua Kayutangan dan sebuah stiker.
Wisatawan bebas berfoto tanpa mengeluarkan biaya tambahan lagi. Buat yang lapar dan haus, bisa banget mampir ke beberapa warung milik warga. Harga makananya pun beragam dan terjangkau. 
Setidaknya ada empat RW yang termasuk dalam Kampung Heritage Kayutangan tersebut, yakni RW 1, RW 2, RW 9, dan RW 10. Saat memasuki kampung, pengunjung bisa menyusuri koridor kampung dengan berjalan kaki. Sehingga bisa menikmati suasana sejarah dengan lebih khidmat.
Ketua RW 9, Edy Hermanto mengatakan, dengan launching kampung Heritage Kayutangan ini semoga bisa meningkatkan kesejahteraan warga serta meningkatkan pendapatan. “Dengan adanya ini, mudah-mudahan warga tergugah untuk meningkatkan kelangsungan hidup. Bisa jadi nanti ada homestay,” ujarnya saat ditemui Malang Post.
Dia mengatakan, dicetuskannya kampung heritage ini berawal ketika pihaknya melakukan studi banding di Kampung Lawas di Maospati, Magetan, Jawa Timur. “Dengan membayar Rp 2 juta, wisatawan di sana disuguhi macam-macam, tarian, musik jalanan hingga kuliner. Dari contoh itu, diterapkan di sini,” jelasnya.
Oleh karena itu, dengan dibukanya kampung tematik ini, dia berharap bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Edy mengungkapkan, setidaknya ada 25 rumah kuno yang berada di linkungannya. Namun, untuk saat ini ada 7 rumah dan satu situs makam yang ditonjolkan.
“Sementara baru delapan rumah ditonjolkan. Rumah lainnya, nanti akan menyusul,” kata dia.
Sementara tujuh rumah yang ditonjolkan, masing-masing mempunyai kriteria telah berusia lebih dari satu abad. “Usia lebih dari satu abad, masih terawat, dan dijadikan tempat tinggal,” imbuh Sekertaris RW 9, Mila Kurniawati.
Mila mengatakan, ada satu bangunan rumah yang sudah berdiri sejak tahun 1870. “Bangunannya masih bagus dan sangat terawat,” pungkasnya. (ica/feb)

Let's block ads! (Why?)

https://malang-post.com/berita/kota-malang/rumah-zaman-belanda-jadi-spot-instagrammable

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Rumah Zaman Belanda Jadi Spot Instagrammable - MALANG POST"

Post a Comment

Powered by Blogger.