Australia menutup kamp Manus setelah Mahkamah Agung Papua Nugini tahun lalu memutuskan bahwa pusat penahan pengungsi itu tidak konstitusional dan melanggar hak kebebasan pribadi para tahanan.
Badan Urusan Pengungsi PBB mengatakan, tempat-tempat penampungan sementara itu juga belum siap digunakan. Para pengacara untuk lebih dari 600 pengungsi dan pencari suaka itu mengajukan permohonan ke Mahkamah Agung Papua Nugini untuk mengupayakan pencegahan sementara penutupan kamp itu.
Aliran listrik dan air telah dihentikan ke kamp di Pulau Manus itu sejak Selasa (31/10), setelah pemerintah Australia secara resmi menutupnya dan menyerahkan kontrol kamp itu ke militer Papua Nugini. Namun para pengungsi dan pencari suaka masih menolak untuk pergi dan mengunci diri. Mereka mengungkapkan, mereka khawatir akan menjadi obyek kekerasan penduduk setempat jika mereka dialihkan tempat-tempat penampungan alternatif di komunitas-komunitas di dekatnya.
Behrouz Boochani Seseorang warga iran mengatakan dalam cuitan Twiter nya yang menyebutkan para pengungsi banyak yang jatuh sakit dan harus menggali tanah untuk mencari mendapatkan air.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pengungsian Pulau Manus Papua Nugini Kian Memburuk"
Post a Comment