:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1653394/original/046657700_1500464299-Bank-Mandiri-Kartika-Wirjoatmodjo-1.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk mengomentari kebijakan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan selama beberapa bulan terakhir ini. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menilai bahwa BI sudah seharusnya mengubah arah kebijakan terkait dengan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate.
Perubahan tersebut sebagai respon arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve yang diperkirakan akan lebih agresif (hawkish) dalam menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR).
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo atau yang akrab disapa Tiko mengungkapkan, kenaikan FFR diprediksi akan lebih cepat dari prediksi sebelumnya pada semester II-2018, mengingat pertumbuhan ekonomi serta inflasi Amerika Serikat terus membaik.
"Kalau Indonesia secara arah tidak merespon mungkin nanti dianggap kita lagging (tertinggal). Kalau kita lagging, maka akan di sell off dari sisi bond dan ekuitasnya," kata Tiko di kantornya, Jakarta, Selasa (24/4/2018).
Tiko menyatakan, jika BI tidak mereformasi arah kebijakan saat ini kemungkinan akan terjadi aliran dana keluar (outflow) dari sisi surat utang (bond), terlebih saat ini nilai tukar rupiah semakin anjlok.
"Kalau respon market tidak direspon dengan baik, maka khawatirnya akan melebar dari rupiah ke sell off di bond. Sekarang kan ekuiti, nanti kalau melebar di bond kan agak ribet," ujarnya.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3485477/cegah-dana-asing-kabur-bi-disarankan-naikkan-suku-bunga-acuanBagikan Berita Ini
0 Response to "Cegah Dana Asing Kabur, BI Disarankan Naikkan Suku Bunga Acuan"
Post a Comment