:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1498511/original/088191400_1486368771-Gula10.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk gula di tingkat konsumen Rp 12.500 per Kg kembali menuai keberatan dari sejumlah pihak.
Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Maulana mengatakan, harga eceran tertinggi gula sulit dijalankan oleh para pedagang eceran.
"Pedagang takut melihat pengalaman beras yang ternyata di lapangan HET tak berjalan. Karena ternyata yang ditemukan HET menekan petani lokal sehingga supply justru menurun,” kata Maulana dalam sebuah acara diskusi, di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).
Maulana mengungkapkan saat ini harga gula di tingkat pasar tradisional di kisaran Rp 13.500 hingga Rp 14.000 per kg. Harga tersebut berbeda dengan gula pasar modern. Dia menyatakan, penyebab perbedaan harga tersebut karena pedagang kecil tidak mampu membeli gula dengan stok yang banyak.
Dia menjelaskan, untuk mendapatkan gula dengan harga miring minimal pembeliannya cukup besar sehingga pedagang biasa tidak mampu membelinya.
"Berbeda dengan pedagang pasar tradisional yang harus bayar di depan, stok baru masuk. Mereka enggak punya gudang yang besar jadi tidak punya kekuatan untuk menawar atau diskon. Ini menyebabkan program pemerintah di pasar tradisional susah dilaksanakan,” ujar dia.
Selain itu, lanjutnya, kenaikan harga gula pada bulan Ramadan merupakan masalah yang pasti terjadi di setiap tahun seperti sebuah siklus.
"Dari dulu juga seperti ini kondisinya. Setiap mau puasa, lebaran harga selalu naik. Pemerintah impornya juga dekat-dekat Lebaran. Padahal itu kebutuhan yang sudah bisa dihitung. Ini aneh,” ujar dia.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3535252/pedagang-sulit-jual-gula-dengan-harga-eceran-tertinggi-rp-12500Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pedagang Sulit Jual Gula dengan Harga Eceran Tertinggi Rp 12.500"
Post a Comment