Search

Tekan Risiko Kesehatan Seusai Libur Lebaran

Jakarta, Gatra.com - Libur lebaran menjadi momen dimana asisten rumah tangga pulang kampung. Akibatnya kondisi rumah yang biasa terjaga bersih menurun. Selain itu, absen nya petugas kebersihan lingkungan membuat sampah menumpuk. dan berdampak pada peningkatan resiko kesehatan.

Jika sampah menumpuk, penularan penyakit akan lebih tinggi karena binatang pembawa penyakit banyak berkeliaran.

Ari Fachrial, pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyebut binatang-binatang yang membawa bibit penyakit ini, jika tidak diperhatikan dan tidak dicegah keberadaannya akan membawa dampak juga bagi kesehatan.

Lalat membawa berbagai penyakit infeksi usus baik yang hanya diare sampai yang berat seperti demam thypoid. Tikus merupakan vector yang penting untuk terjadi penyakit demam kuning atau leptospirosis. Sementara nyamuk terutama yang berada sekitar rumah tentu akan menjadi sumber penyakit jika nyamuk tersebut merupakan nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DHF.

Ari menghimbau masyarakat, agar tetap memperhatikan kebersihan baik di dalam ataupun sekitar rumah. Salah satunya dengan menghilangkan air-air yang tergenang. Hal ini sangat potensial sebagai tempat hidupnya jentik nyamuk pembawa virus maut.

“Memang saat ini tidak ada hujan tetapi ketika ada genangan air bersih misal dari air buangan AC atau dari dari kulkas atau dispenser jelas menjadi genangan air bersih yang menjadi tempat tumbuh suburnya jentik2 nyamuk aedes aegypti,” ujarnya melalui rilis kepada media Rabu (20/6).

Spesialis penyakit dalam RSCM ini juga menghimbau masyarakat agar mewaspadai berbagai penyakit akibat adanya vektor yang tumbuh subur akibat lingkungan yang tidak bersih. Penyakit yang sering timbul ini semisal infeksi usus, demam typhoid, disentri, leptospirosis dan juga demam berdarah atau DHF.

Selain meminta masyarakat fokus pada kebersihan, Ari juga meminta masyarakat juga waspada pada penyakit akibat makanan yang tidak sehat. Dengan ketiadaan ART, termasuk liburnya jasa katering umumnya menjadi masalah bagi para ibu rumah tangga yang kebetulan tidak pulang kampung.

Menurut Ari, ibu-ibu akan cenderung menyimpan makanan sebanyak-banyaknya di kulkas. Selain itu juga ada kecenderungan untuk menyimpan makanan di meja makan atau pada suhu kamar dalam waktu yang lama. Sehingga pada saat dikomsumsi selanjutnya, lupa untuk dipanaskan kembali.

Ari menghimbau, agar pada saat penyimpanan harus tetap diperhatikan bahwa makanan yang matang jangan berdekatan dengan makanan yang mentah. Ini bertujuan agar sehingga makanan yang matang tidak terkontaminasi dengan bakteri yang kebetulan hidup pada makanan yang mentah.

Selain itu, makanan yang terlalu lama disuhu kamar juga cenderung kontaminasi. Yang menjadi masalah kadang kala tidak semua kuman yang mencemari makanan tersebut menyebabkan perubahan bau dan bentuk dari makanan tersebut. Oleh karena itu proses pemanasan makanan tersebut baik secara langsung atau melalui microwave harus tetap dilakukan pada saat makanan tersebut dikonsumsi kembali.

“Ini bertujuan agar kejadian keracunan makanan yang kerap terjadi selama seputar lebaran tidak terjadi,” pungkas Ari yang juga seorang praktisi klinis ini. 


Reporter : Umaya Khusniah

Editor : Sandika Prihatnala

Let's block ads! (Why?)

Kalo berita nya ga lengkap atau terpotong buka link disamping buat baca berita lengkap nya https://www.gatra.com/rubrik/kesehatan/327981-tekan-risiko-kesehatan-seusai-libur-lebaran

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tekan Risiko Kesehatan Seusai Libur Lebaran"

Post a Comment

Powered by Blogger.