Search

Ketika Kroasia Menuliskan Namanya di Buku Sejarah Piala Dunia ...

JARGON "Football is coming home" bergaung kencang menjelang duel Inggris kontra Kroasia pada babak semifinal Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki, Moskow, Kamis 12 Juli 2018 dini hari WIB.

Banyak orang, terutama pendukung fanatik mereka percaya, setelah menunggu 52 tahun, trofi Piala Dunia akan segera pulang ke daratan Inggris, negara yang mengklaim dirinya sebagai nenek moyang sepak bola.

Skuad yang lebih muda dan segar karena menang dalam waktu normal di perempat final, Inggris difavoritkan bakal menyingkirkan Kroasia.

Apalagi, energi sang lawan banyak terkuras karena harus melewati fase 16 Besar dan 8 Besar  hingga babak adu penalti. Namun yang terjadi sebaliknya. Kaki-kaki pemain Kroasia tak sedikit pun melemah meski menjalani 240 menit dua laga sebelumnya.

Vatreni lagi-lagi menunjukkan daya tahan dan karakter pejuang luar ­biasa. Sempat tertinggal oleh gol tembakan bebas Kieran Trippier pada menit ke-5, Kroasia membalas melalui gol tembakan jarak dekat Ivan Perisic pada menit 68 dan gol tendangan mendatar kaki kiri Mario Mandzukic pada babak tambahan waktu untuk mengirim Inggris, juara dunia 1966, pulang tanpa trofi Piala Dunia.

Kemenangan 2-1 itu menjadi sejarah. Kroasia, negara kecil dengan penduduk 4 juta orang, untuk pertama kalinya mampu menembus final Piala Dunia.

Luka Modric dan kawan-kawan sukses melampaui pencapaian era Davor Suker yang mentok di semifinal 1998. Hebatnya, tiket final dida­patkan Kroasia dengan perjuangan luar biasa.

Setelah begitu impresif di fase grup dengan menghajar Nigeria (2-0), Argentina (3-0), dan Islandia (2-1), Vatreni harus melewati jalan terjal di fase gugur.

Mereka tertinggal lebih dulu dari Denmark sebelum menyamakan kedudukan 1-1, menjalani extratime, dan menang dramatis via adu penalti.

Begitupun saat menghadapi Rusia, setelah tertinggal lebih dulu, Kroasia harus mengakhiri duel sebagai pemenang drama adu penalti.

Football is not coming home, but England is

Kemenangan atas Inggris melalui babak extra time menjadikan Kroasia sebagai tim pertama yang tak terkalahkan dalam tiga laga beruntun fase gugur melalui babak tambahan waktu dalam satu edisi Piala Dunia.

Mentalitas pantang menyerah Vatreni berbuah hasil bersejarah sebagai tim ke-13 yang menjejak final Piala Dunia, finalis baru sejak Spanyol pada 2010.

"Turnamen ini akan dimenangi oleh tim yang punya karakter. Kami tertinggal lebih dulu 0-1 dalam tiga laga beruntun. Untuk sepak bola Kroasia dan negara ini, sebuah sejarah sedang ditulis. Saya tidak berpikir ada negara lebih kecil (dari Kroasia) yang bisa masuk final," ujar Pelatih Kroasia Zlatko Dalic.

"Kami adalah negara yang terdiri atas orang-orang yang tak pernah menyerah, yang penuh rasa bangga, yang punya karakter. Tidak ada kelemahan dari tim yang bisa masuk final," ujarnya.

Kemenangan ini memang memicu euforia besar. Bukan saja karena bersejarah, tapi karena bagaimana mereka cukup menderita pada laga itu, terutama di babak pertama.

Inggris yang sangat termotivasi mengulang prestasi 1966 memulai laga dengan sempurna. Mereka mencetak gol dari ancaman pertama mereka berupa tembakan bebas sensasional dari Trippier.

Beruntung bagi Kroasia, Inggris gagal memanfaatkan banyak peluang dari dominasi mereka sepanjang babak pertama.

Kroasia mengambil momentum sejak babak kedua dimulai. ­Vatreni tampil lebih dominan, lebih agresif. Mereka bisa mengeksploitasi celah-celah di sektor pertahanan Inggris.

Buah determinasi Kroasia dipetik pada menit ke-68 setelah umpan silang  Sime Vrsaljko disambut tendangan Ivan Perisic di mulut gawang. Inggris beruntung, serangan bertubi-tubi Kroasia gagal berbuah gol tambahan di waktu normal, termasuk tembakan kencang Perisic yang membentur tiang.

Memasuki babak tambahan waktu, Inggris menambah tenaga dengan kehadiran pemain muda cepat Marcus Rashford. Inggris punya kesempatan emas mencetak gol melalui sundulan John Stones. Namun, Vrsaljko yang berdiri di garis gawang mampu menyapu bola.

Petaka bagi Inggris hadir pada menit ke-109. Ivan Perisic memenangi duel udara untuk menyundul bola yang dibuang Jesse Lingard dari dalam kotak penalti.

Bola sundulan Perisic mengarah mendekat ke gawang Inggris tanpa dikejar para pemain bertahan. Momen itu dimanfaatkan benar oleh Mario Mandzukic yang mengejar bola tanpa kawalan dan langsung melepas tembakan diagonal mendatar ke pojok kiri gawang Jordan Pickford. Tamat riwayat Inggris. Kroasia bersuka cita.

 "Ini keajaiban. Hanya tim-tim besar yang bisa menyamai keberanian kami dan bangkit melawan dari situasi tertinggal melawan tim seperti Inggris," ujar Mandzukic yang juga mencetak gol krusial penyeimbang skor ke gawang Denmark di babak 16 Besar.

Sebelum gol krusial itu, Mandzukic sebenarnya nyaris tak menunjukkan taji. Penyerang 32 tahun itu kesulitan menembus pengawalan Inggris yang digalang Kyle Walker dan Stones.

Mario Mandzukic bahkan tak mampu bikin satupun tembakan sepanjang babak pertama dan hanya melewap satu tembakan pada babak kedua. Namun, hanya butuh satu tembakan akurat untuk membunuh lawan pada waktu yang tepat dan satu tembakan vital itulah yang dilepas Mandzukic pada babak extra time.

"Kami selalu bertanding dengan hati. Saya senang dengan penampilan saya sejauh ini. Namun, saya berada di sini untuk tim. Kami seperti kawanan singa yang dilepas pada malam ini dan kami akan menampilkan karakter yang sama pada final nanti," ujar striker Juventus ini.

Euforia melanda Kroasia. Sebaliknya, Inggris dilanda duka cita. "Mereka menuju final dengan cara yang hebat. Mereka menunjukkan karakter luar biasa," ujar Pelatih Inggris Gareth Southgate.

"Ini sangat menyakitkan dan tidak akan hilang dengan cepat," kata kapten tim Harry Kane.

Inggris gagal di semifinal, kali ini tanpa pedihnya kegagalan adu penalti seperti Piala Dunia 1990 atau Piala Eropa 1996.

Kroasia mena­tap sejarah baru, sementara The Three Lions masih belum berubah de­ngan trofi juara 52 tahun yang lalu.***

Let's block ads! (Why?)

http://www.pikiran-rakyat.com/olah-raga/2018/07/13/ketika-kroasia-menuliskan-namanya-di-buku-sejarah-piala-dunia-2018-427320

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ketika Kroasia Menuliskan Namanya di Buku Sejarah Piala Dunia ..."

Post a Comment

Powered by Blogger.