Misi bantuan PBB menyebut angka kematian naik satu persen dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi 1.692 orang, meskipun angka cedera turun lima persen menjadi 3.430 orang. Adapun secara keseluruhan, korban sipil turun tiga persen.
Harapan bahwa perdamaian suatu hari nanti dapat disepakati di Afghanistan muncul pada bulan lalu dengan adanya gencatan senjata tiga hari selama liburan Idul Fitri. Periode gencatan senjata tersebut mempertontonkan pejuang Taliban yang berbaur dengan pasukan keamanan di Kabul dan kota-kota lainnya, hal yang sebelumnya tak pernah terjadi.
"Gencatan senjata singkat menunjukkan bahwa pertempuran dapat dihentikan dan warga sipil Afghanistan tidak lagi perlu menanggung beban perang," kata Tadamichi Yamamoto, pejabat senior PBB di Afghanistan dikutip dari Reuters, Minggu (15/7).
Namun, laporan yang menunjukkan maraknya pertempuran sengit yang terjadi dengan beberapa kali serangan bunuh diri pada paruh pertama tahun ini, menekankan situasi keamanan yang mengerikan masih menghadapi Afghanistan.
Laporan PBB juga menunjukkan adanya peningkatan serangan oleh ISIS, tercermin dari meningkatnya jumlah korban di Nangarhar, provinsi timur yang memiliki ibu kotanya Jalalabad. ISIS telah melakukan serangkaian serangan pada wilayah tersebut selama beberapa bulan terakhir.
Ratusan warga sipil tewas dalam serangan terhadap target yang beragam seperti tempat suci Syiah, kantor kementerian pemerintah, dan kelompok bantuan, acara olahraga dan stasiun pendaftaran pemilih.
Lima puluh dua persen dari korban bunuh diri dan serangan kompleks dikaitkan dengan ISIS atau sering dikenal sebagai Daesh, sementara 40 persen dikaitkan dengan Taliban. (Reuters/agi)
ARTIKEL TERKAIT
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PBB: 1.692 Warga Sipil Tewas di Afghanistan Tahun Ini"
Post a Comment