New York- Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres mendesak penghentian perang secepatnya di Yaman karena negara itu berada di “jurang” dan bisa menghadapi kelaparan terburuk di dunia selama beberapa dekade jika kekerasan terus terjadi.
Guterres menegaskan agar semua pihak yang bertikai harus merebut “kesempatan untuk perdamaian” lewat pembicaraan yang ditengahi oleh PBB dan dijadwalkan digelar di Swedia bulan ini.
“Pertama, kekerasan harus dihentikan di mana saja, dengan segera menghentikan di sekitar infrastruktur yang penting dan wilayah padat penduduk,” kata Guterres di markas PBB, New York, Jumat (2/11), menyebut bahwa seruan gencatan senjata serupa telah dikeluarkan PBB awal pekan ini.
“Kita harus melakukan semua yang bisa kita lakukan untuk mengakhiri penderitaan manusia dan menghindari krisis kemanusiaan terburuk di dunia agar tidak semakin buruk,” tambahnya.
Konflik di Yaman berawal dari pengambilalihan ibu kota Sanaa oleh pemberontak Houthi dengan cara menggulingkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional.
Atas dasar kekhawatiran bangkitnya Houthi, yang diyakini didukung Iran, koalisi militer yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Uni Emirat Arab (UEA) melancarkan intervensi pada 2015 dalam bentuk kampanye udara secara masif bertujuan membangun kembali pemerintah Hadi.
Berdasarkan PBB, setidaknya 10.000 orang tewas sejak koalisi terlibat dalam konflik Yaman. Jumlah korban tewas belum diperbarui selama bertahun-tahun dan tampaknya jauh lebih tinggi. Salah satu pengawas independen, Lokasi Konflik Bersenjata dan Proyek Data Peristiwa (ACLED), baru-baru ini menyatakan sekitar 56.000 warga Yaman tewas dalam kekerasan.
Guterres juga menyerukan peningkatan bantuan asing untuk makanan, bahan bakar, dan keperluan lainnya agar diizinkan masuk ke Yaman tanpa pembatasan. Tujuannya untuk meringankan penderitaan 22 juta warga Yaman yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sekjen PBB Desak Hentikan Segera Perang Yaman"
Post a Comment