Jauh-jauh hari sebelum turnamen empat tahunan ini dimulai, fan Inggris sudah berisik mengampanyekan kata-kata It's Coming Home sebagai simbol harapan untuk memulangkan trofi tertinggi sepak bola ke Tanah Britania.
Kalimat 'sepak bola pulang ke rumah' memang terkesan arogan. Apalagi Inggris mengklaim diri sebagai penemu sepak bola yang masih jadi perdebatan hingga saat ini.
Sebagai negara yang mengaku pencipta sepak bola, Inggris malah miskin prestasi. Satu-satunya gelar yang bisa diraih adalah trofi Jules Rimet 1966. Sejak itulah trofi bergengsi empat tahunan tak pernah kembali pulang ke tanah Britania.
![]() |
Asa suporter Inggris sempat membuncah ketika tim kesayangan mereka berhasil unggul lebih dulu lewat gol cantik Kieran Trippier di babak pertama lawan Kroasia.
Tendangan bebas pemain Tottenham Hotpsur itu meluncur deras ke pojok kiri atas gawang Danijel Subasic. Kemenangan Inggris seolah sudah bisa dipegang setelah keunggulan 1-0 bisa dipertahankan hingga babak pertama habis.
Sayangnya Inggris tak mampu mempertahankan keunggulan selepas babak pertama. Ivan Perisic berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-68.
![]() |
Kesempatan Inggris untuk memenangkan pertandingan masih terbuka lebar setelah laga dilanjutkan ke babak tambahan waktu 2x15 menit. Apalagi Kroasia sudah tampak kelelahan karena rutin bermain hingga babak adu penalti di fase gugur.
Namun, barisan pertahanan Inggris justru kedodoran menghadapi umpan-umpan liar di kotak penalti. Sundulan Perisic dari sisi kanan pertahanan Inggris pada menit ke-109 membuat bola meluncur tiba-tiba ke kotak penalti yang bisa disambar Mario Mandzukic.
John Stones telat mengantisipasi bola liar hasil sundulan Perisic di kotak penalti dan terkesan memberikan angin bagi Mandzukic yang sudah menunggu. Tanpa pikir panjang, penyerang Juventus itu menyambar bola tendangan sepakan voli untuk menaklukkan Pickford.
![]() |
Whoscored mencatat, Kroasia mampu menciptakan 22 percobaan serangan di mana hanya empat di antaranya berasal dari bola mati. Sementara Inggris hanya melakukan 11 usaha dan empat di antaranya dari skema bola mati yang belakangan jadi andalan.
Inggris Kurang Menggigit
Lini depan Inggris juga tampil kurang menggigit. Harry Kane lebih memilih bermain aman ketimbang melakukan tusukan cepat ketika memegang bola di daerah sepertiga pertahanan Kroasia.
Satu-satunya peluang bersih yang dimiliki Kane terjadi di menit ke-29. Menerima umpan Jesse Lingard di kotak penalti, Kane mencoba mengirimkan bola ke tiang jauh namun masih bisa diblok Subasic.
Bola liar masih bisa dikuasai Kane, namun untuk kali kedua tembakannya masih membentur kaki Subasic sebelum bola memantul tiang gawang dan keluar lapangan.
![]() |
Penampilan Sterling lebih buruk lagi. Ia hanya mampu menghasilkan satu tembakan di sepanjang laga. Meski tepat mengarah ke gawang, namun tembakannya masih bisa diblok penjaga gawang lawan.
Meski demikian, Inggris sudah berusaha keras untuk meraih kemenangan atas Kroasia. Hanya saja strategi 3-5-2 milik Gareth Southgate tak mampu menaklukkan Kroasia yang memliki sederet gelandang kreatif macam Perisic, Luka Modric, dan Ivan Rakitic.
Hasil pahit di Luzhniki membuat jargon Football's Coming Home kembali pupus. The Three Lions harus menunggu empat tahun mendatang untuk mewujudkan mimpinya memulangkan trofi Piala Dunia yang kali terakhir mampir ke Inggris pada tahun 1966. (har)
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20180712053735-142-313451/sepak-bola-masih-enggan-pulang-ke-inggrisBagikan Berita Ini
0 Response to "Sepak Bola Masih Enggan Pulang ke Inggris"
Post a Comment