Dinamika politik nasional memang sangat intensif terkait Pilpres 2019 . Mulai dari lobi-lobi calon ketua tim pemenangan kubu petahana (Jokowi-Ma’aruf) sampai dengan gencarnya manuver kelompok Prabowo-Sandi terhadap pemerintah. Satu hal yang paling dikejar kedua kubu saat ini adalah simpati kaum muda yang bekalangan dikenal kelompok milenial.
Ya, kelompok ini memang harus menjadi target rangkulan, selain sangat berpengharuh, para usia muda ini adalah kelompok pemilih terbanyak dibanding kelompok umur yang lebih dewasa dari mereka.
Oleh karenanya, kubu Jokowi dan kubu Prabowo saat ini sangat menyanjung-nyanjung kelompok usia muda. Kaum milenial ini dirayu agar berpartisipasi aktif dalam Pemilihan Presiden 2019. Kaum muda ini diingatkan jangan cuma ikut meramaikan pesta demokrasi, tetapi harus menjadi aktor utama pada Pilpres 2019.
Jauh sebelum deklarasi kedua pasangan capres-cawapres, seorang praktisi demokrasi mengatakan, “Kontestasi pilpres merupakan sarana untuk menyeleksi hadirnya sosok kaum muda yang bisa membawa perubahan masa depan Indonesia. Jadi, bila perlu kaum muda jadi capres atau cawapres.”
Di tengah pergulatan perebutan simpati kaum milenial, sesungguhnya ada sesuatu yang penting, yakni membangun nalar kebangsaan di kalangan kaum muda. Peran dan suara kaum muda dan organisasi ekstra kampus terhadap isu politik akhir-akhir ini dinilai menyurut. Ada yang menyebutnya kalah lantang dibanding suara komunitas lain.
Ya, banyak cara yang bisa dilakukan kaum muda di Pilpres 2019. Salah satunya, mengkampanyekan Pilpres yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan melakukan gerakan kolektif melawan hoax. Kaum muda diingatkan supaya mampu memastikan pilpres merupakan kontestasi dalam wadah kebangsaan yang mengedepankan pertarungan visi dan misi para pemimpim bangsa. Kaum muda harus menolak dan melawan Pilpres yang menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan seperti menggunakan isu terlarang (Sara) dan menyebarkan hoax yang bisa memecah belah bangsa.
Kita melihat, intensitas politik yang menyeret isu suku, ras, dan agama serta berita-berita hoax bakal terus meningkat menjelang Pilpres 2019 yang berbarengan dengan pemilihan legislatif. Politik Sara dan hoax akan merusak kontestasi Pilpres. “Nah, dalam konteks itulah kaum muda berbicara dan bertingkah laku untuk melawan dan memerangi politik yang menggunakan isu terlarang dan hoax. Kaum muda harus bisa mempengaruhi para kandidat, parpol dan juga pemilih untuk tidak menggunakan politik Sara dan hoax di Pilpres 2019. Kaum muda tidak boleh diam, tetapi harus bergerak,” seru seorang aktivis demokrasi tanah air.
http://aceh.tribunnews.com/2018/08/18/kaum-muda-didorong-unjuk-gigi-di-pilpres-2019Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kaum Muda Didorong Unjuk Gigi di Pilpres 2019"
Post a Comment