Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin.
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pakar Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dyah Setyawati Dewanti PhD, merespons persoalan kasus 'baby smoker' dan pecandu rokok di Indonesia bak lingkaran setan.
Dyah menjelaskan, lingkaran setan itu bermula dari awal.
Dari ketika RAP, balita usia 2.5 tahun dari Sukabumi, Jawa Barat mulai mencoba rokok, lalu kemudian tidak bisa berhenti dan akhirnya kecanduan.
"Karakter rokok itu elastis. Elastis itu tandanya apa. Berapaun harganya mereka (pecandu rokok) akan membeli," katanya, saat jumpa pers terkait Baby Smoker di UMY, selasa (21/8/2018).
Baca: Kasus Baby Smoker Tanggung Jawab Semua Pihak
Menurut Dyah, para pecandu rokok kebanyakan adalah ekonomi bawah.
Maka dari itu, salah satu cara mengurangi pecandu rokok dengan cera menaikkan harga rokok sampai pada tingkat daya beli masyarakat ekonomi bawah tidak sanggup membeli.
Dan akhirnya memutuskan untuk berhenti untuk merokok.
Karena, menurut dia, efek setelah kecanduan rokok bisa berdampak pada segi kesehatan.
Pecandu rokok rentan terkena TBC, Kanker, hingga diabetes.
Kalo berita nya ga lengkap atau terpotong buka link disamping buat baca berita lengkap nya http://jogja.tribunnews.com/2018/08/21/lingkaran-setan-kemiskinan-dari-kecanduan-rokokBagikan Berita Ini
0 Response to "Lingkaran Setan Kemiskinan dari Kecanduan Rokok"
Post a Comment