Namun kemampuan pendanaan menjadi hal yang juga harus dipikirkan selanjutnya. Seperti diketahui, bisnis transportasi online membutuhkan kemampuan pendanaan yang kuat, seperti yang sudah dilakukan Go-Jek dan Grab. Hal itu menjadi perhatian lantaran aplikasi baru ini nantinya tentu harus bisa bersaing dengan penawaran-penawaran yang sudah dimiliki oleh para pemain lama.
"Kalau perkiraan saya, kalau perusahaan-perusahaan itu nggak kuat dalam pembiayaannya pasti kesulitan. Karena yang dua (Go-Jek dan Grab) ini juga kan masih buang-buang energi bahasanya saya. Sehingga banyak yang tarif-tarifnya berubah-ubah. Kemarin Uber saja kan nggak mampu juga," kata Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setyadi kepada detikFinance saat dihubungi, Selasa (18/9/2018).
Seperti diketahui, penyedia aplikasi transportasi online kerap 'membakar' uangnya untuk memberikan penawaran tak biasa kepada penumpang. Di awal kemunculannya, GrabBike bahkan pernah memberi layanan ojek gratis, hingga berbayar cuma Rp 5.000 ke mana pun di Jakarta.
Para pengemudi ojek yang direkrut tentu tak dibayar semurah itu. Mereka mendapat bayaran sesuai jarak tempuh mengantar penumpang.
Go-Jek dan Grab juga telah banyak mendapatkan suntikan modal asing sembari terus 'membakar' dana yang didapatkan tersebut. Lantas, mungkinkah Telkom melakukan hal demikian? Mengingat mereka harus bersaing dengan para aplikator tersebut. Telkom sendiri hingga saat ini masih belum dapat dihubungi.
"Saya kira mereka harus head to head dengan yang sudah ada. Mampu atau tidak," tutur Budi. (eds/ara)
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4217581/dimungkinkan-bikin-aplikasi-saingan-go-jek-cs-telkom-punya-danaBagikan Berita Ini
0 Response to "Dimungkinkan Bikin Aplikasi Saingan Go-Jek Cs, Telkom Punya ..."
Post a Comment