
Diketahui, Joko Widodo menggandeng Ma'ruf Amin yang notabene Ketua Majelis Ulama Indonesia (MU) dan baru saja mundur dari jabatan Rais Aam PBNU. Sementara pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno didukung penuh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dengan sederet ormas Islam lain, salah satunya Front Pembela Islam (FPI).
Fadli mengatakan, dilihat dari sisi positif, kampanye akan lebih tenang dan jauh dari isu-isu SARA. Hal itu, lanjut Fadli, dapat terwujud apabila kedua kubu tidak membangun narasi kampanye yang mempolitisasi isu-isu SARA dan memberikan narasi yang menyejukan kepada para calon pemilih.
"Kalau dilihat dari sisi positif kita harap bahwa keterlibatan tokoh agama di kedua kelompok dapat berikan efek positif di proses kampanye 2019 ini. Keterlibatan tokoh agama akan berikan narasi kampanye dingin dan sehat kita berharap potensi konflik akan lebih minimal," terang Fadli dalam sebuah diskusi di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat Kamis (27/9).Fadli melanjutkan, apabila dilihat dari sisi negatif, dukungan tokoh agama di kedua kubu dapat berpotensi menimbulkan friksi yang lebih luas dan berpotensi menimbulkan konflik horizontal antara kedua pendukung.
"Kalau dilihat potensi gangguan, keterlibatan tokoh agama bisa mengkhawatirkan, karena masing-masing ulama adalah patron bagi pengikutnya, bagi umatmya," terang Fadli.
Fadli melanjutkan hal itu akan diperparah jika kedua kubu memainkan isu-isu SARA. Kemungkinan besar, kata Fadli, isu SARA yang dipolitisasi dapat menimbulkan gesekan antara pengikut tokoh agama dari kedua kubu."Kalau positif akan hasilkan konten kampanye yang baik bagi masyarakat, tapi kalau politisasi SARA yang menguat tentu saja keterlibatan tokoh agama akan membangunkan poyensi friksi di pengikut dan jamaah masing-masing tokoh agama," ujar Fadli. (sah)
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180927173614-32-333761/pisau-bermata-dua-keterlibatan-tokoh-agama-di-pilpres-2019Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pisau Bermata Dua Keterlibatan Tokoh Agama di Pilpres 2019"
Post a Comment