Search

Sadio Mane: Disuruh Jadi Guru, Pilih Main Bola

Jakarta - Buat orang tua Sadio Mane, sepakbola adalah buang-buang waktu. Maka sang anak pun diminta jadi guru, meski dia membandel memilih terus mengejar bola.

Senegal pernah punya banyak pemain top dunia yang menghiasai di liga-liga top Eropa. Beberapa yang layak disebut di antaranya adalah El Hadji Diouf, Henri Camara, Papiss Cissé, dan Papa Bouba Diop.

Namun itu rupayanya tak cukup meyakinkan orang tua Mane untuk mengizinkan anaknya merintis karier sebagai pemain bola. Tak yakin dengan masa depan sebagai pemain, orang tua Mane lebih suka anaknya mengajar. Menjadi seorang guru.

"Saya lahir di sebuah desa yang tidak pernah melahirkan pemain yang tampil di kejuaraan besar," ucap Mane dalam wawancaranya dengan Bleacher Report, sebagaimana dikutip dari OneFootball.
Sadio Mane dalam seragam Timnas SenegalSadio Mane dalam seragam Timnas Senegal Foto: Dan Mullan/Getty Images

"Saya ingat saat saya kecil, kedua orang tua saya merasa kalau saya seharusnya bersekolah untuk menjadi guru. Mereka berpikir saya hanya membuang waktu (bermain bola) dan saya tak akan bisa berhasil di sepakbola," lanjut pesepakbola 26 tahun itu.

Sane lahir disebuah desa kota bernama Sedhiou. Butuh perjalanan darat sepanjang enam jam dari Sedhiou menuju ibukota Senegal, Dakar.

Meski tidak dapat dukungan dari kedua orang tuanya, Mane bersikeras ingin menjadi pesepakbola. Sejak awal dia yakin kalau takdirnya adalah menggiring bola.

"Saya selalu bilang: 'Ini (menjadi pesepakbola) adalah satu-satunya pekerjaan yang bisa saya lakukan untuk membantu kalian. Dan saya pikir saya punya kesempatan menjadi pemain bola'."

"Orang tua saya tidak yakin karena sangat jauh jaraknya dari ibukota dan tak pernah satupun ada pemain sukses dari daerah kami. Jadi mereka menentang keinginan saya, mereka tak pernah mempercayainya, sampai saya akhirnya mendapat kontrak profesional pertama," kisah Mane.

Mane tak masuk daftar 10 pemain dengan gaji terbesar di Liverpool musim ini. Tapi oleh The Reds dia mendapat bayaran yang mungkin tak pernah dibayangkan oleh kedua orang tuanya: Rp 1,7 miliar sepekan.

Perjalanan Mane menuju posisi yang dia miliki saat ini jelas tidak mudah. Sejak awal meniti karier di Senegal banyak tantangan dan keraguan dia hadapi. Tapi semua dia patahkan dengan penampilan di atas lapangan.

Pada usia 15 tahun Mane meninggalkan kampung halamannya menuju Dakar untuk melakukan trial. Diantar oleh pamannya, Mane langsung diragukan lantaran sepatu dan celananya sudah usang.

'Kami pergi ke sana dan di sana ada banyak anak-anak menjalani tes, dibagi dalam beberapa tim. Saya tak akan melupakan hal ini, rasanya lucu jika mengingatnya sekarang. Di sana ada orang yang lebih tua memandang ke arah saya seakan-akan saya tak pantas berada di sana."

"Dia bertanya ke saya, 'Kamu ke sini untuk tes?' Saya bilang iya. Dia bertanya lagi 'Dengan sepatu itu? Lihatlah. Bagaimana kamu bisa main dengan sepatu itu?'. Sepatu itu memang jelek. Sudah robek dan tua. Lalu dia bilang, 'pakai celana itu juga? Apakah kamu tak punya celana yang pantas untuk bermain bola?'.

"Saya bilang padanya kalau saya datang dengan kemampuan terbaik, dan saya ingin bermain untuk menunjukkan diri saya sendiri. Saat saya masuk ke lapangan, andai Anda ada di sana, Anda akan melihat wajahnya terkejut.

"Dia datang ke saya dan bilang seperti ini 'Saya langsung memilih kamu. Kamu akan bermain di tim saya'. Setelah trial itu, saya langsung masuk ke akademi," kisah Mane pada Goal.

Mane kemudian bergabung dengan Academie Generation Foot. Dari sanalah karier sepakbola Mane berawal.

Sadio Mane dapat gaji besar dari LiverpoolSadio Mane dapat gaji besar dari Liverpool Foto: LiverpoolFC

Klub yang pertama yang dia bela adalah Metz, di Liga Prancis. Setelah menghabiskan dua musim di sana, Mane pindah ke Austria bersama Red Bull Salzburg. Di musim 2014/2015 dia berkesempatan merasakan kompetisi paling elit ketika diboyong Southampton ke Premier League.

Bikin 25 gol di semua kompetisi selama dua musim bersama Soton, Mane akhirnya dibeli Liverpool pada musim panas 2016/2017. Sampai saat ini dia masih jadi andalan lini depan Liverpool dengan membentuk trio Firmansah bersama Roberto Firmino dan Mohamed Salah.

"Mereka (orang tua) tidak sepenuhnya salah karena (perjalanan) tidak ada yang mulus. Tapi saya ingin mewujudkan mimpi saya menjadi pesepakbola."

"Saya memberikan segalanya. Saya sampai pada satu titik di mana orang tua saya tak lagi punya pilihan. Jadi mereka mulai membantu saya, dan itu berhasil. Hari ini, mereka berdua bangga."

Simak Juga 'Salut! Sadio Mane Tertangkap Kamera Bersih-bersih Toilet Masjid':

[Gambas:Video 20detik]

Sadio Mane: Disuruh Jadi Guru, Pilih Main Bola

(din/nds)

Let's block ads! (Why?)

https://sport.detik.com/sepakbola/liga-inggris/4210009/sadio-mane-disuruh-jadi-guru-pilih-main-bola

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sadio Mane: Disuruh Jadi Guru, Pilih Main Bola"

Post a Comment

Powered by Blogger.