TANGERANG, KOMPAS.com – Kampung Bekelir, begitu nama tempat ini. Kampung yang terletak di Kelurahan Babakan, Kota Tangerang, Banten ini dulu merupakan tempat yang kumuh. Namun, kini Kampung Bekelir telah bersolek menjadi destinasi cantik nan instagramable.
KompasTravel berkunjung ke Kampung Bekelir bersama rekan lainnya dalam acara Sehari Bertani dari Crowde dan Kultara.
Perjalanan saya dimulai pada Minggu (30/9/2018) pagi sekitar pukul 08.30. Dari Jakarta ke Kampung Bekelir ditempuh sekitar kurang lebih sekitar satu jam.
Sesampainya di sana, saya melihat deretan rumah padat penduduk yang bewarna-warni. Mulai dari dinding, pagar, hingga atapnya.
Meski padat dengan rumah penduduk, Kampung Bekelir ini terlihat bersih dan tak terlihat tumpukan sampah.
Kampung Bekelir juga memiliki seni mural di tembok-tembok rumah penduduk. Lurah Babakan, Abu Sofiyan, mengatakan terdapat 300 rumah yang dicat warna-warni.
“Selain dicat, ada juga 1.220 gambar mural. Terdapat empat RT di sini, dalam satu RW terdiri dari 375 Kepala Keluarga dan 1.320 jiwa dengan luas Kampung Bekelir sekitar empat hingga delapan hektar,” ujar Sofiyan saat ditemui di Kampung Bekelir.
Di seberang perumahan penduduk terdapat aliran Sungai Cisadane. Tepian sungai itu pun kini dibuat sebagai tempat wisata kuliner.
Tak sabar rasanya ingin berkeliling kampung tersebut. Tetapi sebelum berkeliling, saya pun mengabadikan tulisan Kampung Bekelir yang ada di tepi sungai.
Di sepanjang tepian sungai, terdapat taman dan tenda-tenda para pedagang yang menyajikan ragam kuliner. Namun sayang, para pedagang baru mulai berjalan pada sore hingga malam hari.
“Di sini yang berdagang semua warga dari Kampung Bekelir. Bukanya mulai jam lima sore. Ada kuliner seperti kue pancong, sate maranggi, nasi ulam, kue dongkal, ayam bakar, soto, hingga angkringan,” kata Sofiyan.
Meski begitu, jangan khawatir takut kelaparan saat berada di sana, karena ada beberapa warung nasi yang buka pada siang hari.
Setelah itu saya pun berkeliling kampung ini untuk melihat cantiknya mural di sana. Mural dibuat oleh para seniman Indonesia yang berasal dari berbagai daerah.
“Gambar mural di Kampung Bekelir ini mengangkat kearifan lokal. Memperlihatkan bahwa kampung ini multikultur dari beragam agama dan budaya,” pungkas Sofiyan.
Saya pun melihat ragam gambar mural di tembok rumah penduduk seperti gambar kupu-kupu, Bandara Soekarno-Hatta, Barongsai, Patung Buddha, dan masih banyak lagi.
Para pengunjung pun bisa berfoto di depan mural ini. Tak hanya di tembok, gambar-gambar pun hadir di paving block jalanan kampung.
Setelah berkeliling kampung, saya pun diajak untuk mengunjungi Rumah Bibit Kampung Bekelir.
Di rumah tersebut para warga diberdayakan untuk menanam tanaman secara akuaponik. Tak hanya itu, pot yang digunakan juga merupakan botol plastik yang sudah tidak terpakai.
Para pengunjung bisa ikut belajar untuk membuat pot dan menanam tanaman akuaponik ini.
Beberapa tanaman yang ditanam warga di sana pun sudah mulai tumbuh. Antara lain selada, bayam, kangkung, pakcoy, dan masih banyak lagi.
Mulai November 2018 mendatang, terdapat bangunan flying deck yang bisa digunakan masyarakat atau pun wisatawan untuk sekadar bersantai sambil berfoto ria.
Seru bukan berkunjung ke Kampung Bekelir? Tak hanya melihat kampung warna-warni, Anda bisa berfoto, berwisata kuliner, hingga mendapatkan edukasi soal menanam akuaponik.
Bila hanya ingin duduk-duduk dan menikmati sajian kuliner di tepi sungai, maka Anda bisa datang di sore hingga malam hari.
https://travel.kompas.com/read/2018/10/01/211700027/kampung-bekelir-spot-instagramable-dan-edukatif-baru-di-tangerangBagikan Berita Ini
0 Response to "Kampung Bekelir, "Spot Instagramable" dan Edukatif Baru di Tangerang"
Post a Comment