:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1369473/original/065439200_1476084070-20161010-Pasokan-Ikan-Terganggu-Gempur-4.jpg)
Menurut dia, limbah-limbah beracun dan berbahaya ini dibuang ke Sungai anahoni dan Waeapu, selanjutnya mengalir sampai ke kawasan Teluk Kayeli yang banyak dikelilingi hutan mangrove (bakau).
Setelah mengendap di daerah hutan mangrove, endapan lumpur mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) itu dimakan mikroba-mikroba kecil, plankton dan zooplankton, dan selanjutnya terjadilah proses rantai makanan yang berujung dimakan kepiting, ikan kecil dan ikan besar sampai akhirnya dikonsumsi manusia.
"Ikan dari perairan laut di sekitar Teluk Kayeli ini tidak selamanya menetap di sana, namun bermigrasi dan menyebar ke mana-mana sehingga kondisi seperti inilah yang membahayakan kesehatan manusia," tandasnya.
Karena itu, masyarakat diingatkan kalau membeli ikan segar di pasar, haruslah membuang kepala dan tulang serta isi perutnya karena di situlah mengedap bahan beracun mematikan.
Saksikan video menarik berikut ini:
Nelayan ini hanya mencoba menangkap ikan halibut, tetapi terkejut ketika dia menangkap ikan yang jauh lebih besar. Ikan paus pembunuh tepatnya. Sepertinya paus dan nelayan ingin makan halibut, tetapi paus pembunuh tiba di sana lebih dulu.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Masyarakat Pulau Buru Diminta Tidak Santap Kepala Ikan karena ..."
Post a Comment