Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Sejak tanggal 22 September 2018, sebuah gedung berkelir putih yang berada tepat di seberang Stasiun Jatinegara diresmikan oleh Gubernur Anies Baswedan sebagai Taman Benyamin Sueb (TBS).
Jauh sebelum diresmikan sebagai TBS, bangunan peninggalan Belanda itu telah menyimpan sejuta cerita di balik pembangunannya.
"Secara sejarah memang gedung ini dulunya milik seorang misionaris, Cornelis Senen namanya, seseorang yang sangat dipercaya oleh pemerintah Hindia Belanda," ucap Kasudin Pariwisata dan Kebudaya Jakarta Timur Iwan Henry Wardhana, Sabtu (13/10/2018).
Sebenarnya, Cornelis sama sekali tidak memiliki darah Balanda. Ia adalah seorang pribumi, anak dari seorang tuan tanah di Kepulauan Banda, Maluku.
Menurut Th. van den End dalam bukunya yang berjudul Ragi Carita 1 (1980), Cornelis lahir pada tahun 1600 dan tiba di Batavia tahun 1621 bersama ratusan orang Banda lainnya saat Belanda melalui kongsi dagangnya Vereeningde Oostindische Compagnie (VOC) tiba di nusantara.
Selama tinggal di Batavia, Cornelis menjadi guru agama Kristen, membuka sekolah, dan memimpim ibadat serta menyampaikan kotbah dalam Bahasa Melayu dan Portugis.
"Profesinya sebagai pemuka agama inilah yang menjadi alasan Belanda segan dan menghormatinya," ujarnya di TBS, Rawabunga, Jatinegara, Jakarta Timur.
Oleh karenanya, Belanda sempat memberikan hak istimewa kepadanya menebang pohon di tepi Kali Ciliwung dan memberinya sebidang tanah luas di pinggir Ciliwung.
Tanah luas yang kemudian ia tanam beragam jenis pepohonan inilah yang dikenal sebagai Meester Cornelis atau yang saat ini disebut sebagai Jatinegara.
http://jakarta.tribunnews.com/2018/10/13/menelisik-jejak-belanda-di-taman-benyamin-sueb-jatinegara-dulunya-milik-seorang-misionarisBagikan Berita Ini
0 Response to "Menelisik Jejak Belanda di Taman Benyamin Sueb Jatinegara ..."
Post a Comment