Search

Yordania Menolak Perpanjangan Perjanjian Damai atas Tanah yang Dikuasai Israel

Amman, Gatra.com – Pemerintah Yordania mengatakan bahwa pihaknya tidak akan memperpanjang perjanjian 25 tahun yang memungkinkan Israel untuk tetap menggunakan dua wilayah teritorial di sepanjang perbatasannya, sebagaimana keinginan Israel untuk merundingkan perpanjangan tersebut, sebagaimana dilaporkan Reuter, Minggu (21/10).

 Raja Abdullah II, berada di bawah tekanan publik yang meningkat belakangan ini untuk mengakhiri perpanjian kerjasama dengan Israel. Dalam pertemuan dengan tokoh-tokoh politik senior di Yordania,, ia mengatakan, ingin melaksanakan "kedaulatan penuh" atas dua wilayah dengan membatalkan sebagian dari perjanjian damai antara Israel dan Yordania, sebagiana diungkapkan kantor berita Petra.

"Ini adalah tanah Yordania, dan mereka akan tetap seperti ini. Yordania ingin melindungi kepentingan nasionalnya," kata Raja Abdullah

Raja Yordania, Abdullah II dalam pertemuan dengan tokoh-tokoh politik di istananya mengatakan, ia akan membatalkan sebagian dari perjanjian damai antara Israel dan Yordania.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan akan mencoba melakukan komunikasi dan negosiasi dengan pihak Yordania untuk membicarakan mengenai rencana Raja Abdullah akan membatatalkan sebagian dari kesepakatan damai kedua negara.

Diketahui selama ini, salah satu poin dari perjanjian damai antara Israel dan Yordania yakni ketika Amman menyewakan dua wilayah mereka, yang terdiri dari sebuah tanah seluas 405 hektar dan sebuah pulau kecil kepada Israel.

"Yordania ingin menerapkan pilihan untuk mengakhiri sewa, dan Israel akan melakukan negosiasi mengenai kemungkinan memperpanjang pengaturan saat ini," kata Netanyahu, seperti dilansir Reuters pada Minggu (21/10).

Kementerian Luar Negeri Yordania dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa dalam ketentuan perjanjian damai, sewa akan secara otomatis diperbarui kecuali ada salah satu pihak memberi tahu pihak lain setahun sebelum berakhir perjanjian tersebut.

Seorang pejabat di kementerian Yordania menyatakan bahwa negosiasi akan sulit tercapai dengan Yordania, karena menghadapi ancaman hukum yang sulit untuk merebut kembali tanah yang dikuasai Israel.

Yordania adalah salah satu dari dua negara Arab yang memiliki perjanjian damai dengan Israel dan kedua negara memiliki sejarah panjang hubungan keamanan yang erat selama ini.

Mereka telah memperluas hubungan kerjasama ekonomi tahun lalu, termasuk kesepakatan besar untuk mengekspor miliaran dolar gas Israel ke kerajaan Yordania melalui pipa yang melintasi perbatasan utara kedua negara.

Namun dengan perjanjian kerjasama ekonomi dengan Israel itu sedikit banyaknya akan mengganggu hubungan dengan Yordania. Yordania sendiri mengalami tekanan politik yang meluas di negaranya akibat dukungan kuat aktivis dan politisi terhadap Palestina. Aktivis dan politisi yang vokal menyuarakan di Yordania menyebut kerjasama selama ini merupakan tindakan yang memalukan negara yang sama saja dengan melegalkan pendudukan Israel di wilayah Yordania.

Ketegangan politik dalam proses perdamain di Timur tengah juga mempengaruhi perpanjangan kerjasama itu. Insiden ketika seorang penjaga keamanan Israel menewaskan dua warga Yordania di dalam kompleks kedutaan besar Israel tahun lalu, juga menjadi catatan buruk kerjasama kedua negara.

Sebagaimana diketahui bahwa xalam perjanjian damai, Israel dapat menggunakan sekitar 405 hektar lahan pertanian di wilayah selatan perbatasannya dengan Yordania, di gurun Wadi Araba di mana hasil buminya bisa diekspor ke pasar Eropa dan AS.

Perjanjian yang dikerjasamakan itu beerada di sebagian besar tanah di Baquora, di bagian barat laut kerajaan dan Ghumar di bagian selatan itu selama ini digunakan oleh para petani Israel. Beberapa di antaranya diberi hak kepemilikan tanah pribadi dan hak perjalanan khusus di bawah perjanjian damai tahun 1994 antara kedua negara.

Di wilayah Baquora, yang dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai Naharayim, "hak kepemilikan" warga Israel sudah bermukim sejak tahun 1920, ketika insinyur Yahudi Rusia, Pinhas Rutenberg, memperoleh konsesi di Inggris kemudian diamanatkan Palestina untuk membangun pembangkit listrik.

Dalam perjanjian damai 1994, kedaulatan Yordania atas wilayah itu dikonfirmasi tetapi Israel mempertahankan kepemilikan tanah pribadi dan ketentuan khusus yang memungkinkan perjalanan Israel bisa diberikan secara cuma-cuma.


Anthony Djafar/Reuters

Let's block ads! (Why?)

https://www.gatra.com/rubrik/internasional/timur-tengah/357444-Yordania-Menolak-Perpanjangan-Perjanjian-Damai-atas-Tanah-yang-Dikuasai-Israel

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Yordania Menolak Perpanjangan Perjanjian Damai atas Tanah yang Dikuasai Israel"

Post a Comment

Powered by Blogger.