Search

HEADLINE: Pileg 2019 Diprediksi Jadi Kuburan Partai Baru, Siapa ...

Untuk lolos dari ambang batas parlemen 4 persen bukan hal mudah. Namun, sejumlah partai-partai baru tak rela jika eksistensi mereka disebut terhenti di Pileg 2019.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni berpendapat, anggapan yang menyebut Pileg 2019 sebagai kuburan partai baru, terburu-buru.

Sebaliknya, ia mengaku optimistis, Pemilu 2019 menjadi ajang bagi partainya untuk membuktikan bahwa anak muda mampu membawa perubahan.

"Kami percaya bahwa ada segmen anak muda yang akan memberikan kepercayaan kepada kami untuk diberi amanah, kami akan perbaiki citra DPR, dan partai politik yang selama ini imejnya terpuruk," ucap pria yang biasa disapa Toni ini kepada Liputan6.com.

Menurut Toni, optimisme terhadap partai baru juga muncul dari Presiden Jokowi. Calon presiden petahana itu yakin, PSI, sebagai partai anyar mampu menjadi pembeda dibanding para seniornya yang lebih dulu ada.

"Pak Jokowi mengatakan (PSI) 'unicorn' politik Indonesia. Ini apresiasi dari Pak Presiden yang sudah makan asam garam di dunia politik. Dia tentu tidak bicara tanpa data dan pesan politik," kata dia.

Dia pun yakin, angka 4 persen yang menjadi ambang batas parlemen tidak akan menjadi penghalang bagi partainya untuk terus bekerja meraih suara besar di Pileg 2019.

"Kami generasi optimis. Jadi saya kira itu adalah kesimpulan yang terlalu terburu-buru, mengatakan bahwa 2019 adalah kuburan partai baru," kata dia.

Sementara itu, Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq mengakui, ambang batas 4 persen untuk lolos ke Senayan cukup berat. Namun partainya tetap memasang target besar di Pileg 2019.

Ketum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo memberikan keterangan kepada awak media usai mendaftarkan bakal caleg ke KPU, Jakarta, Selasa (17/7). Perindo mendaftarkan sekitar 575 bakal calon legislatif untuk 80 dapil ke KPU. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

"Perindo masuk ke Senayan menjadi bagian dari sebuah keharusan. Perindo harus mampu meraih suara double digit. Ini adalah keharusan mutlak yang harus diperjuangkan dan dimenangkan," ucap Rofiq kepada Liputan6.com.

Untuk mewujudkan itu, Rofiq mengatakan, partainya telah memetakan kekuatan dapil dan berkonsentrasi penuh terhadap basis dukungan yang selama ini telah dibina secara khusus.

"Para caleg di setiap dapil telah diberikan guidance pemenangan secara khusus dalam bentuk program program yang langsung dirasakan masyarakat. Pada prinsipnya, Perindo lebih penekankan pada aspek pengabdian daripada sekedar janji," kata dia.

Sedangkan Sekjen DPP Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso yakin, partainya masuk lima besar peraih suara terbanyak di parlemen.

Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Tommy Soeharto (tengah) mendapatkan nomor 7 sebagai peserta pemilu 2019 saat pengundian nomor urut parpol di kantor KPU, Jakarta, Minggu (19/2). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Partai yang kerap membanggakan pemerintahan Presiden ke-2 RI Soeharto itu yakin akan mendulang suara besar di Pileg 2019 mendatang.

"Kami punya survei sendiri dan punya kalkulasi tersendiri. Partai Berkarya tetap tegak dengan targetnya masuk lima besar di parlemen. Kami tidak ingin hanya sekadar lolos ambang batas 4 persen," ucap Priyo.

Politikus Berkarya lainnya, Badarudin Andi Picunang tidak memungkiri kalau partainya masih menggunakan nama besar Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto sebagai dagangan untuk meraup suara publik di Pemilu 2019. 

"Karena di partai kami memang ada Pak Tommy, putra Pak Harto. Pengurusnya juga banyak pecinta Pak Harto dari partai yang pernah dibesarkannya dulu," kata Badarudin. 

Lagi pula, kata Badarudin, saat ini masih banyak masyarakat yang merindukan kembali sosok Soeharto. Menurut dia, terbukti dengan tenarnya kalimat, 'piye? penak zamanku to?' yang merujuk ke kondisi masyarakat di era Soeharto memimpin. 

"Tapi kami hadir bukan untuk mengembalikan paham atau kejadian-keadian di zaman Orde Baru. Kami hadir sebagai alaternatif pilihan masyarakat," kata Badarudin.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana mengaku tak memerdulikan hasil survei apapun terkait nasib partai baru. Dia mengaku, saat ini pihaknya ingin fokus bekerja meraih suara besar untuk mendapatkan hasil maksimal di Pileg 2019. 

Ketua Umum Partai Garuda Ahmad Ridha Sabana mendapatkan nomor 6 sebagai peserta pemilu 2019 saat pengundian nomor urut parpol di kantor KPU, Jakarta, Minggu (19/2). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

"Kami tak mau membantah apapun. Kami ingin fokus berkerja. Tapi perlu dicatat, Partai Garuda pada verifikasi di awal, faktual dan administrasi, lolos dengan mengagetkan. Dan, saya kira kami akan melakukan hal yang sama," ucap dia. 

Meski jarang muncul di pemberitaan, Ridha mengaku, selama ini pihaknya terus berkeliling Indonesia memberikan pembekalan kepada caleg-calegnya. Garuda, dia menambahkan, punya strategi dan pola kerja sendiri yang  mungkin belum dikerjakan partai manapun di negeri ini.

"Saya dua kali seminggu jalan dan berkeliling, saya melihat ada pergerakan antusias. Dan kami sangat optimistis dengan caleg-caleg yang ada di seluruh Indonesia, termasuk di DPR RI," kata dia. 

Ridha optimistis, partainya tak hanya akan meraih suara di DPR, tapi juga meraih kursi di parlemen daerah. Pola pendampingan bagi para caleg di daerah, kata dia, dianggap cukup ampuh bagi para kadernya mendapatkan simpati dari masyarakat. Meski berita soal Garuda sepi. 

"Mungkin gerakan kami tidak terbaca, karena kami tidak mau gembar-gembor," kata dia. 

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/news/read/3693192/headline-pileg-2019-diprediksi-jadi-kuburan-partai-baru-siapa-bakal-tergusur

Bagikan Berita Ini

0 Response to "HEADLINE: Pileg 2019 Diprediksi Jadi Kuburan Partai Baru, Siapa ..."

Post a Comment

Powered by Blogger.