Kemensos Sukses Selesaikan Konflik Air di Rembang

\ News \ Suara Muria

Danramil 13 Sedan, Kapten CBA Yuli Eko Triono memberikan materi tentang pentingnya kerukunan kepada perwakilan warga Desa Karas dan Mojosari di Balai Desa Karas. (suaramerdeka.com/Ilyas al-Musthofa)

REMBANG, suaramerdeka.com – Kementerian Sosial Republik Indonesia berhasil menyelesaikan “konflik air” yang terjadi sejak sekitar dua tahun lalu, antara Desa Mojosari dengan Karas Kecamatan Sedan. Kemensos menggelontorkan dana bantuan Rp 150 juta untuk membangun saluran drainase.

Penyelesaian secara simbolis konflik kecil itu dilakukan di Balai Desa Karas, Rabu (28/11). Puluhan pemuda perwakilan Desa Karas dan Mojosari berkumpul dengan kebersamaan mengikuti materi tentang kerukunan sosial dari Danramil Sedan Kapten CBA Yuli Eko Triono, Camat Sedan Subkhan serta perwakilan Kabid pada Dinsos PPKB dan Kesbangpolinmas Rembang.

Kades Karas, Nasrudin mengungkapkan, latar belakang konflik kecil antara Karas dan Mojosari adalah soal pembuangan air hujan. Jalanan Karas yang kerap tergenang air hujan membuat pemerintah desa berkeinginan membuang air menuju saluran ke Mojosari. Namun, keinginan Pemerintah Desa Karas itu ditolak oleh warga Mojosari. Warga Mojosari khawatir, jika saluran air dari Desa Karas diarahkan menuju wilayahya maka akan menciptakan banjir di kawasan permukiman.

Menurut Nasrudin, pihak desa selanjutnya mengajukan permohonan kepada Kemensos untuk menyelesaikan potensi konflik tersebut. Pada akhirnya, permohonan melalui proposal itu disetujui dengan sasaran adalah menyerasikan potensi konflik masyarakat.

“Kami diberikan anggaran Rp 150 juta, yang Rp 100 juta digunakan untuk pembangunan drainase. Sisanya kami gunakan untuk sosialisasi tentang kerukunan kepada perwakilan dua desa serta membangun tugu keserasian di perbatasan desa. Ada juga acara jalan sehat melibatkan dua desa,” terang Nasrudin.

Kaur Kesra Desa Mojosari, Tarudin, mengaku bahagia dengan adanya solusi dari Kemensos melalui pembuatan drainase. Secara otomatis hal itu menutup konflik kecil yang sebelumnya sempat terjadi antara dua desa.

"Dulu ada gesekan sedikit, termasuk saya dengan Kades Karas. Saya sebagai perangkat desa didemo warga agar jangan sampai air dari Karas masuk ke Mojosari. Pesan itu saya teruskan ke Kades Karas. Sudah ada drainase, akhirnya konflik sosial selesai,” ujarnya.

(Ilyas al-Musthofa/CN40/SM Network)

Berita Terkait

Let's block ads! (Why?)