Mentan menuturkan, jagung impor juga bahkan mungkin bisa tidak digunakan sama sekali.
"Jujur, 100.000 ton itu nanti bisa jadi polemik karena kita tidak lagi butuh Jagung," katanya saat berkunjung ke Transmedia, Jumat (23/11/2018).
Mentan menjelaskan, impor 100.000 ton sebetulnya sangat kecil, jika dibandingkan 3,5 juta ton yang diimpor pada 2014. "Dulu kita impor 3,5 juta ton setara. 2018 kita ekspor 370.000 ton. Kita baru mau impor 100.000, langsung ramai."
Adapun impor jagung ini dilakukan di tengah data Kementan yang menyebutkan RI surplus jagung hingga 13 juta ton.
Sementara itu, Mentan juga mengapresiasi PT Charoen Pokphand Indonesia dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang telah meminjamkan jagung demi mendahulukan kebutuhan peternak kecil.
"Itu Bulog yang meminjam, tapi kami sangat apresiasi Charoen dan Japfa," kata dia.
Seperti diketahui, volume jagung yang dipinjam dari Charoen Pokphand dan Japfa total 10 ribu ton.
Alasan peminjaman itu adalah karena masuknya impor jagung diperkirakan membutuhkan waktu yang lama.
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian, Sugiono, sebelumnya mengungkapkan program pinjaman jagung oleh pemerintah kepada feedmill dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan jagung di beberapa daerah. (ray/ray)
https://www.cnbcindonesia.com/news/20181123160323-4-43436/mentan-100000-ton-jagung-impor-belum-tentu-dilepas-ke-pasarBagikan Berita Ini
0 Response to "Mentan: 100.000 Ton Jagung Impor Belum Tentu Dilepas ke Pasar"
Post a Comment