Search

Piala AFF 2014: Stamina Ampas Timnas Indonesia Berujung Petaka

Pada pertandingan pertama di penyisihan Grup A, 22 November 2014 di Stadion My Dinh, Timnas Indonesia sudah harus menghadapi lawan yang dianggap terberat: Vietnam.

Bayang-bayang kekalahan sempat menghinggapi mengingat menit ke-11, gawang yang dijaga Kurnia Meiga sudah kebobolan. Tim Garuda akhirnya mampu memaksakan hasil imbang 2-2 dengan tim tuan rumah lewat gol Samsul Arif pada menit ke-84. Indonesia selamat dari kekalahan dan bersiap menghadapi lawan selanjutnya, Filipina (25/11/2015).

Di atas kertas, Filipina semestinya bukan lawan yang sulit ditundukkan. Kendati, dalam dua edisi Piala AFF sebelumnya, The Azkals berstatus sebagai semifinalis. Namun, di lapangan yang terjadi sebaliknya. Indonesia di luar dugaan justru dihajar empat gol tanpa balas. 

Penalti Philip Younghusband pada menit ke-16 jadi awal mimpi buruk Tim Garuda. Saat tertinggal 0-3, Indonesia harus kehilangan Rizky Pora yang mendapat kartu merah pada menit ke-73. Bermain dengan 10 pemain, membuat Filipina mampu menjebol gawang Indonesia lagi pada menit ke-79.

Kekalahan itu pantas jadi mimpi buruk karena pada Piala AFF 2002, Tim Merah-Putih mampu menggulung The Azkals dengan skor fantastis: 13-1. Bak putaran nasib, 12 tahun berselang giliran Filipina yang membobol Indonesia dengan skor telak.

Para pemain Timnas Indonesia hanya bisa melihat selebrasi yang dilakukan pemain Filipina usai menjebol gawang Indonesia di penyisihan Grup A Piala AFF 2014. (AFP/Hoang Dinh Nam)

Kekalahan itu jadi salah satu catatan buruk Timnas Indonesia. Secara khusus, kekalahan Indonesia dari Filipina itu jadi yang pertama sepanjang 56 tahun dalam 22 laga terakhir di pentas internasional antar kedua negara.

"Anda lihat, pertandingan itu (Filipina vs Indonesia) adalah duel tim fit melawan tim dengan stamina tak fit. Saya terkejut dengan hasilnya. Saya pikir kami bisa menantang tim ini," kata Alfred Riedl seusai laga melawan Filipina. 

Gara-gara kalah dari Filipina, posisi Indonesia di Piala AFF 2014 pun di ujung tanduk. Partai terakhir menghadapi Laos (28/11/2014) harus dimenangi dengan marjin gol besar bila ingin lolos ke semifinal. Pasalnya, nasib Indonesia juga ditentukan partai Vietnam versus Filipina.

Timnas Indonesia mengamuk saat melawan Laos. Kendati bermain hanya dengan 10 pemain sejak menit ke-30, Tim Merah-Putih mampu melibas Laos dengan skor 5-1, sekaligus meraih kemenangan pertama dan terakhir Indonesia di penyisihan grup.

Namun, apa daya, kemenangan itu sia-sia karena Vietnam mampu mengalahkan Filipina dengan skor 3-1. Vietnam pun memimpin klasemen Grup A dengan poin tujuh, disusul Filipina (6 poin), dan Indonesia di peringkat ketiga (empat poin). 

Sepulang dari Vietnam, tepatnya pada awal Desember 2014, PSSI resmi memutus kontrak Alfred Riedl karena dianggap gagal memenuhi target. Sebenarnya, Alfred dikontrak dengan durasi tiga tahun, namun kontraknya otomatis terputus bila gagal membawa Indonesia jadi juara Piala AFF 2014 di tahun pertama kontraknya.

Let's block ads! (Why?)

https://www.bola.com/piala-aff/read/3683131/piala-aff-2014-stamina-ampas-timnas-indonesia-berujung-petaka

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Piala AFF 2014: Stamina Ampas Timnas Indonesia Berujung Petaka"

Post a Comment

Powered by Blogger.