Search

5 Pernyataan Kontroversial Prabowo Subianto Selama 2018 - Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto kerap melontarkan pernyataan bombastis dan kontroversial, yang tak pelak menuai kritik dari pelbagai pihak. Tak jarang pula, Prabowo menjadi bahan perundungan di media sosial. Tempo mencatat sejumlah pernyataan kontroversial Prabowo yang dilontarkannya sepanjang 2018.

1. Negara Bisa Punah

Pernyataan ihwal potensi negara punah ini disampaikan Prabowo dalam acara Konferensi Nasional Partai Gerindra di Sentul International Convention Center, Senin, 17 Desember 2018. Di hadapan belasan ribu kader dan simpatisan Partai Gerindra, Prabowo berujar Indonesia bisa punah jika dirinya dan Sandiaga Uno kalah dalam pemilihan presiden 2019.

Baca: Pidato Lengkap Prabowo Soal Indonesia Punah Jika Kalah Pilpres

Prabowo beralasan, dia merasakan adanya getaran besar dari masyarakat yang menginginkan perubahan. “Karena itu kita tidak bisa kalah. Kita tidak boleh kalah. Kalau kita kalah, negara ini bisa punah,” ucapnya.

Prabowo menyebut rakyat juga menginginkan pemerintahan yang bersih dari korupsi. Sementara itu, lanjut dia, elite Indonesia selalu mengecewakan dan gagal menjalankan amanah rakyat.

Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut ucapan Prabowo sebagai imajinasi belaka. Menurut Moeldoko, perubahan yang dihasilkan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla saat ini terlihat jelas perkembangannya dan terekam rapi dalam laporan. “Jangan mengembangkan imajinasi, kita harus berorientasi kepada report,” ujar mantan Panglima TNI itu selepas menghadiri acara Diseminasi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Kamis 20 Desember 2018.

2. Mengomel ke Media dan Wartawan Soal Pemberitaan Reuni 212

Prabowo mengungkapkan kegeramannya terhadap media-media massa di Indonesia yang tak meliput reuni 212 di kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat pada Ahad, 2 Desember lalu. Ia memprotes media yang tak menyebutkan massa yang hadir mencapai belasan juta. Dia tak terima dengan media yang memberitakan bahwa jumlah massa hanya belasan ribu.

“Hampir semua media tidak mau meliput sebelas juta lebih orang yang kumpul,” kata Prabowo dalam pidatonya di acara peringatan Hari Disabilitas Internasional ke-26 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu, 5 Desember 2018.

Baca: Geram Pemberitaan Reuni 212, Prabowo Omeli Media dan Jurnalis

Dia juga menuding media-media itu telah memanipulasi demokrasi. Tak cuma itu, Ketua Umum Partai Gerindra ini juga menyerang wartawan. Prabowo mengatakan tak akan mengakui para jurnalis yang meliputnya lagi. Kepada para audiensnya, Prabowo bahkan meminta mereka untuk tak usah menghormati para wartawan lagi.

Koordinator Divisi Penelitian Lembaga Pusat Kajian Media dan Komunikasi Remotivi, Muhammad Heychael, membantah omongan Prabowo. Kata Heychael, pemantauan Remotivi mencatat pemberitaan Reuni 212 oleh media-media di Indonesia. Stasiun televisi swasta nasional tetap menyiarkan acara itu, kendati tayangannya tak berlangsung seharian seperti yang dilakukan sebuah stasiun televisi swasta.

“Memang tidak semuanya seperti TV One yang bisa dibilang menyiarkan seharian,” kata Heychael kepada Tempo, Rabu, 5 Desember 2018. “Tapi apa pula mandatory stasiun televisi untuk menyiarkan seharian?”

Ihwal protes Prabowo yang menyoal reuni 212 tak jadi headline koran nasional, Heychael berujar redaksi memiliki pertimbangan dan bebas menentukan apa yang layak dimuat dan menjadi berita utama. Berikutnya, soal jumlah massa, Heychael berujar hal itu terus menjadi perdebatan sejak aksi 212 tahun 2016. “Justru aneh kalau wartawan yang harusnya bekerja berdasarkan fakta dipaksa untuk mengakui angka yang enggak masuk akal,” ujarnya.

3. Tampang Boyolali

Let's block ads! (Why?)

https://pilpres.tempo.co/read/1159522/5-pernyataan-kontroversial-prabowo-subianto-selama-2018

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "5 Pernyataan Kontroversial Prabowo Subianto Selama 2018 - Tempo.co"

Post a Comment

Powered by Blogger.