Bos Indofood Bicara soal Prospek Ekonomi dan Target 2019 - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu bos PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Franciscus Wellirang optimistis kinerja perseroan sesuai target hingga akhir 2018. Memasuki 2019 dia juga optimistis bisnis perseroan bisa lebih baik.

"Bisnis ada naik, ada turun... Ada yg menurunkan stock, kan mau tutup buku, tapi permintaan di konsumen masih terjaga. Ya kami begitulah (optimis capai target), kita harap begitu. Tahun depan mestinya lebih baik," kata Franky, begitu biasda disapa, disela-sela acara CEO Networking, Senin (3/12/2018).

Franky menilai faktor pemilihan umum (pemilu) akan menjadi pemicu kenaikan komsumsi masyarakat pada 2019. Masalah eksternal seperti perang dagang sudah tidak lagi mengkhawartirkan karena ketengangan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presinden China Xi Jinping sudah mulai reda dan mencapai sejumlah kesepakatan.

Berdasarkan situasi tersebut perseroan menaikkan target pertumbuhan laba tahun depan. "Tapi saya ngga inget angkany, ada budgetnya, belum putus kok budgetnya," tambah Franky.

Sejumlah kebujikan yang dikeluarkan pemerintah juga diyakini menjadi stimulus pertumbuhan bisnis perseroan pada 2019. "Secara lingkungan ke seluruhan lebih baik dan kebijakan pemerintahnya juga positif banget. Tentu ada yang jadi perhatian-perhatian, makannya pernyataan Bu Menteri (Sri Mulyani Indrwati, Menteri Keuangan) kita mau dengerin dulu," ujarnya.

Terkait rencana aksi korporasi berupa akuisisi perusaha, Franky masih enggan membahasnya. Saat ditanya hal tersebut, Franky hanya menjawab singkat, "Sorry ngga tau itu."

Pada kuartal III-2018 laba bersih perseroan turun 13,6% pada kuartal III-2018 menjadi Rp 2,82 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 3,26 triliun.

Sedangkan marjin laba usaha tercatat tumbuh negatif dari sebelumnya 12,6% pada kuartal III-2017 menjadi 12,4% pada kuartal III tahun ini.

Hingga periode 30 September 2018, penjualan bersih INDF tumbuh 3,1% menjadi Rp 54,74 triliun dibandingkan Rp 53,12 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

(hps/hps)

Let's block ads! (Why?)