
Brussel, Gatra.com - Menurut laporan kantor berita Jerman Deutsche Welle (DW), situasi para dokter di rumah sakit di Kota Idilib, Barat Laut Suriah semakin memburuk. Mereka meminta bantuan Uni Eropa untuk menyelesaikan konflik di Suriah.
"Konflik ini paling banyak menimpa anak-anak" ungkap salah satu dokter yang menangani para korban, Dr. Nour ketika bersaksi di gedung parlemen Eropa, Paul-Henri Spaak Building, Brussel, Jerman, pekan lalu.
Ini adalah pertama kalinya ia mengunjungi para politisi anggota Dewan Uni Eropa di Brussel. Dr Nour, yang memilih tidak menyebutkan nama depannya, adalah dokter anak dan bekerja di rumah sakit anak-anak berlokasi bagian barat Kota Idilib.
Suaminya, yang juga seorang dokter, saat ini mengambil alih giliran kerjanya di Rumah Sakit Al Abareb.
Baca Juga: Lebih 1.500 Mayat Ditemukan pada Kuburan Massal di Raqqa, Suriah
Dr. Nour ditemani dua kolega yang juga dokter praktisi dari Idilib, bersama para anggota parlemen dan diplomat Uni Eropa, termasuk anggota fraksi Liberal, Marietje Schaake. Menurut pandangan mereka, situasi kemanusiaan di sana semakin memburuk. Hal ini disebabkan kurangnya dokter, obat-obatan, dan barang-barang kebutuhan penting lainnya.
Sang dokter menjelaskan bahwa selama perang, para staf mendonor darah pasiennya tanpa membersihkan stok darahnya. "Sebelum perang, kami memiliki bank darah, jadi kami bisa membersihkan darah terlebih dahulu. Sekarang kami menggantung kantong donor langsung ke anak-anak, tanpa memeriksanya terlebih dahulu".
"Saya sangat kecewa bahwa Uni Eropa tidak mengambil peran yang lebih aktif secara politik dalam menyelesaikan konflik Suriah. Kami belum berbuat cukup banyak" ungkap Schaak kepada DW.
Baca Juga: Kapal MSF Disita, Pemerintah Italia Dituding Mengkriminalisasi Upaya Penyelamatan
Perjalanan para dokter Suriah ke Brussels akan dibiayai dengan bantuan dari Syrian-American Medical Society (SAMS) yang berbasis di New York. Organisasi non-pemerintah ini membiayai setengah dari semua biaya untuk rumah sakit di Idlib: obat-obatan, peralatan medis, dan gaji. Sejak pecahnya konflik, ketiga dokter itu juga menerima gaji dari SAMS.
Menurut Syrian-American Association, sekitar 3,5 juta warga sipil saat ini tinggal di wilayah tersebut. "Kami sangat membutuhkan dana," kata juru bicara Syrian-American Association, John Dautzenberg.
Sebagian dana akan dialihkan ke daerah konflik lain pada awal tahun, seperti Yaman.
Delegasi SAMS ingin meyakinkan pemerintah Eropa bahwa sekarang adalah saat untuk meringankan penderitaan para warga di sana dengan suntikan dana secara langsung.
Reporter: AM
Editor: Flora L.Y. Barus
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Konflik di Barat Laut Suriah Memburuk, Layanan Kesehatan Terganggu - Gatra"
Post a Comment