Meski tidak perinci, Presiden AS Donald Trump mengklaim salah satu kesepakatan berkaitan dengan otomotif AS. "China telah setuju untuk mengurangi dan menghapus tarif impor pada mobil yang masuk ke China dari AS. Saat ini tarifnya adalah 40%," ujar Trump di akun Twitter seperti dikutip, Senin (3/12/2018).
Namun, melansir Reuters, Trump tidak memberikan perincian lebih lanjut. Di sisi lain, Pemerintah China juga tidak segera memberikan tanggapan. Tidak ada yang penyebutan tarif otomotif dalam rilis resmi dari pertemuan Trump-Xi.
Pekan lalu, Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengaku telah memeriksa semua hal yang ada untuk menaikkan tarif AS pada kendaraan China hingga 40%. Tarif tersebut adalah tarif masuk yang dikenakan China pada kendaraan yang diproduksi AS.
Media pemerintah China memberikan sambutan yang hati-hati pada hari Senin terkait gencatan senjata perdagangan kedua negara.
Namun dalam sebuah editorial, surat kabar pemerintah China Daily memperingatkan meski "konsensus" baru merupakan perkembangan yang disambut baik dan memberi kedua pihak "ruang untuk bernafas' untuk menyelesaikan perbedaan, namun sulit untuk menghilangkan masalah dengan lekas.
![]() |
Merespons kesepakatan AS-China, Indeks Shanghai Composite melonjak 2,9% dan saham blue-chip melesat 3,1%. Bursa saham Hong Kong juga melonjak, dengan indeks Hang Seng naik 2,7%.
Namun, para analis memperingatkan kesepakatan itu mungkin hanya berlaku sementara sebelum perang dagang dan perbedaan kebijakan yang lebih parah meletus. Mereka juga mengatakan ekonomi China akan terus mendingin, mengingat permintaan domestik yang kian melemah.
Ada juga perbedaan pandangan antara China dan AS tentang apa yang disepakati. Gedung Putih mengatakan China "terbuka untuk menyetujui kesepakatan yang sebelumnya tidak disetujui" untuk perusahaan AS, Qualcomm Inc untuk mengakuisisi NXP Semikonduktor yang berbasis di Belanda "untuk dibahas lagi".
Namun, Qualcomm mengatakan dalam sebuah pernyataan mereka menganggap masalah ini sudah selesai. Media pemerintah China hanya sedikit menyebutkan masalah Qualcomm, yang tidak ditanggapi oleh diplomat penting pemerintah China pada konferensi pers di Buenos Aires pada Sabtu malam.
Pada Juli lalu, Qualcomm, pembuat chip smartphone terbesar dunia, mundur dari kesepakatan senilai US$ 44 miliar untuk membeli NXP. Ini setelah perusahaan setelah gagal mendapatkan persetujuan peraturan China, menjadi korban dari sengketa perdagangan China-AS. Selain itu, ada juga kehati-hatian dari komunitas bisnis AS.
William Zarit, ketua Kamar Dagang Amerika di China, mengatakan hasil pertemuan itu "sebaik yang kami duga" mengingat masalah kompleks yang ada di dalamnya.
"Tapi mungkin wilayah yang paling menantang untuk diselesaikan, yaitu kebijakan ekonomi diskriminatif China yang didasarkan pada dukungan negara dan proteksionisme pasar domestik,"
Seorang pejabat senior di raksasa energi China CNOOC mengatakan kepada Reuters bahwa China tidak mungkin meningkatkan pembelian produk-produk energi dan industri dari AS dengan jumlah yang signifikan dalam 90 hari. Kecuali ada instruksi wajib dari pemerintah yang memaksa perusahaan untuk membeli.
"Kebijakan Trump sangat tidak dapat diprediksi sehingga perusahaan-perusahaan China sangat berhati-hati dalam membeli komoditas AS dengan atau tanpa tarif. Risikonya terlalu besar dan perusahaan menjadi lebih menolak risiko sekarang," kata pejabat itu.
"Saya memperkirakan Amerika Serikat akan meningkatkan tarif impor di China setelah 90 hari meskipun ada upaya dan niat baik dari China."
![]() |
Meski tidak perinci, Presiden AS Donald Trump mengklaim salah satu kesepakatan berkaitan dengan otomotif AS. "China telah setuju untuk mengurangi dan menghapus tarif impor pada mobil yang masuk ke China dari AS. Saat ini tarifnya adalah 40%," ujar Trump di akun Twitter seperti dikutip, Senin (3/12/2018).
Namun, melansir Reuters, Trump tidak memberikan perincian lebih lanjut. Di sisi lain, Pemerintah China juga tidak segera memberikan tanggapan. Tidak ada yang penyebutan tarif otomotif dalam rilis resmi dari pertemuan Trump-Xi.
Pekan lalu, Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengaku telah memeriksa semua hal yang ada untuk menaikkan tarif AS pada kendaraan China hingga 40%. Tarif tersebut adalah tarif masuk yang dikenakan China pada kendaraan yang diproduksi AS.
Media pemerintah China memberikan sambutan yang hati-hati pada hari Senin terkait gencatan senjata perdagangan kedua negara.
Namun dalam sebuah editorial, surat kabar pemerintah China Daily memperingatkan meski "konsensus" baru merupakan perkembangan yang disambut baik dan memberi kedua pihak "ruang untuk bernafas' untuk menyelesaikan perbedaan, namun sulit untuk menghilangkan masalah dengan lekas.
![]() |
Merespons kesepakatan AS-China, Indeks Shanghai Composite melonjak 2,9% dan saham blue-chip melesat 3,1%. Bursa saham Hong Kong juga melonjak, dengan indeks Hang Seng naik 2,7%.
Namun, para analis memperingatkan kesepakatan itu mungkin hanya berlaku sementara sebelum perang dagang dan perbedaan kebijakan yang lebih parah meletus. Mereka juga mengatakan ekonomi China akan terus mendingin, mengingat permintaan domestik yang kian melemah.
Ada juga perbedaan pandangan antara China dan AS tentang apa yang disepakati. Gedung Putih mengatakan China "terbuka untuk menyetujui kesepakatan yang sebelumnya tidak disetujui" untuk perusahaan AS, Qualcomm Inc untuk mengakuisisi NXP Semikonduktor yang berbasis di Belanda "untuk dibahas lagi".
Namun, Qualcomm mengatakan dalam sebuah pernyataan mereka menganggap masalah ini sudah selesai. Media pemerintah China hanya sedikit menyebutkan masalah Qualcomm, yang tidak ditanggapi oleh diplomat penting pemerintah China pada konferensi pers di Buenos Aires pada Sabtu malam.
Pada Juli lalu, Qualcomm, pembuat chip smartphone terbesar dunia, mundur dari kesepakatan senilai US$ 44 miliar untuk membeli NXP. Ini setelah perusahaan setelah gagal mendapatkan persetujuan peraturan China, menjadi korban dari sengketa perdagangan China-AS. Selain itu, ada juga kehati-hatian dari komunitas bisnis AS.
William Zarit, ketua Kamar Dagang Amerika di China, mengatakan hasil pertemuan itu "sebaik yang kami duga" mengingat masalah kompleks yang ada di dalamnya.
"Tapi mungkin wilayah yang paling menantang untuk diselesaikan, yaitu kebijakan ekonomi diskriminatif China yang didasarkan pada dukungan negara dan proteksionisme pasar domestik,"
Seorang pejabat senior di raksasa energi China CNOOC mengatakan kepada Reuters bahwa China tidak mungkin meningkatkan pembelian produk-produk energi dan industri dari AS dengan jumlah yang signifikan dalam 90 hari. Kecuali ada instruksi wajib dari pemerintah yang memaksa perusahaan untuk membeli.
"Kebijakan Trump sangat tidak dapat diprediksi sehingga perusahaan-perusahaan China sangat berhati-hati dalam membeli komoditas AS dengan atau tanpa tarif. Risikonya terlalu besar dan perusahaan menjadi lebih menolak risiko sekarang," kata pejabat itu.
"Saya memperkirakan Amerika Serikat akan meningkatkan tarif impor di China setelah 90 hari meskipun ada upaya dan niat baik dari China."
![]() |
Bagikan Berita Ini
0 Response to "News Trump-Xi Jinping Sepakat, Berkah Bagi Otomotif Made in USA 03 December 2018 17:15 - CNBC Indonesia"
Post a Comment