Adalah Zenfone Max Pro M2 yang dimaksud. Smartphone ini disebut sebagai ponsel gaming kelas mainstream. detikINET pun berkesempatan untuk menjajalnya. Berikut ulasannya.
Salah satu tren desain pada ponsel saat ini adalah bagian belakang yang dapat memberikan pantulan cahaya berbeda-beda, tergantung dari sudut penglihatan penggunanya. Asus juga menerapkan desain ini pada bagian belakang Zenfone Max Pro M2.
Hanya saja, Asus memilih untuk menggunakan material plastik ketimbang kaca seperti kebanyakan ponsel saat ini. Pantulan cahaya yang dihasilkan memang jadi kurang menarik, namun sisi positifnya sidik jari yang tertinggal tidak terlalu tampak.
![]() |
Di bagian depan, bezel-nya memang bukan yang tertipis, namun perangkat ini terasa kecil untuk layer berukuran 6,3 inch. Hal ini terbantu dengan hadirnya notch sehingga screen-to-boy ratio-nya bisa mencapai 90%.
Pada bagian samping, ada bagian metal yang melapisinya. Selain itu, sudut dari ponsel ini juga dibuat melengkung sehingga nyaman digenggam dalam waktu lama walau tanpa casing tambahan, serta tidak licin.
Performa
Terdiri dari beberapa varian, detikINET kebetulan mendapatkan versi Zenfone Max Pro M2 RAM 4 GB dan ROM 64 GB. Didukung dengan chipset Qualcomm Snapdragon 660, tidak ada kendala berarti dalam menjalankan aplikasi, baik secara tunggal maupun dua sekaligus.
Pada bagian layar, tidak terlalu banyak fitur yang dihadirkan. Selain tidak ada pengaturan untuk menghilangkan notch, mode malam dari layar ini masih dirasa terlalu terang saat digunakan di ruang redup cahaya.
Minimnya pengaturan menjadi wajar mengingat Zenfone Max Pro M2 mengadopsi Stock Android. Untungnya, ada bonus storage 100 GB di Google Drive sebagai pelipur lara.
Meski begitu, lain ceritanya jika bicara soal kualitas layarnya yang Full HD+. Layar ini sanggup memanjakan mata, ditambah bisa menonton video di YouTube pada resolusi 1080p.
Hal senada juga dirasakan pada speaker. Suara yang dihasilkannya keras nan jernih. Juga ada pengingat jika pengguna memasang volume terlalu tinggi ketika sedang memakai headphone atau earphone.
Zenfone Max Pro M2 memiliki berbagai pilihan dalam membuka kuncinya, mulai dari pemindai sidik jari hingga wajah. Keduanya memiliki respons yang terbilang cepat. Bahkan, untuk face recognition, terkadang ponsel sudah terbuka walau wajah belum menoleh secara penuh ke layar.
Meski demikian, saat awal-awal diaktifkan, ponsel cukup lama dalam merespons wajah pengguna. Lebih lanjut, smartphone ini tidak bisa dibuka menggunakan foto saat fitur pengenal wajah diaktifkan.
Bagi yang ingin sedikit nostalgia, layar Zenfone Max Pro M2 juga bisa dibuka dan ditutup dengan mengetuk layar dua kali. Fitur tersebut sempat menjadi tren sebelum menjadi kuno lewat kehadiran pemindai sidik jari, face recognition, hingga in-display fingerprint scanner.
Tak lengkap rasanya jika Zenfone Max Pro M2 tidak melewati tes dari platform benchmark. Saat menggunakan AnTuTu, ponsel ini hampir menduduki 50 besar dengan nilai benchmark tertinggi di platform tersebut.
![]() |
![]() |
Gaming
Mengingat Zenfone Max Pro M2 disebut sebagai ponsel gaming mainstream, tentu menjadi menarik bagaimana merasakan bermain game menggunakan smartphone ini. Salah satu game yang dicoba adalah Garena Free Fire.
Game tersebut sudah tersedia langsung di ponsel ini. Bahkan, wallpaper default dari smartphone ini pun juga bertema Free Fire.
Tidak ada kendala berarti dalam memainkan game tersebut. Bahkan, ketika ada notifikasi yang masuk, mulai dari chat hingga telepon, pemain tetap bisa menjalankan seperti biasa. Begitu pun dengan game-game lain, seperti PUBG, FIFA Mobile, hingga UFC.
Meski demikian, memang sedikit disayangkan tidak ada mode khusus untuk menghilangkan notifikasi saat bermain game hingga membersihkan RAM. Walaupun kelasnya mainstream, Zenfone Max Pro M2 tetaplah ponsel gaming.
Selain itu, tidak terdapat juga fitur untuk meredam rasa panas pada ponsel ketika bermain game dalam kurun waktu yang cukup lama. Yang ada hanya fitur power saving biasa ketika kapasitas baterai tinggal sedikit.
Baterai
Soal baterai, ponsel ini bisa bertahan 2-3 hari pada penggunaan normal. Dalam hal ini, tethering bermain game juga termasuk, hanya saja intensitasnya tidak terlalu tinggi.
Jika digunakan cukup intens untuk bermain game dan tethering baterai kapasitas 5.000 mAh dari ponsel ini masih bisa bertahan sehari. Walau begitu, untuk pastinya mungkin tidak tepat 24 jam.
Mengingat kapasitasnya yang cukup besar, tentu butuh waktu yang tidak sebentar juga untuk mengisi daya ponsel ini. Terlebih, tidak ada fitur fast charging yang menyertainya.
Dalam keadaan mati, ponsel butuh hampir tiga jam hingga terisi sampai penuh. Satu catatan, persentase baterai saat diisi dayanya adalah 2%. Waktu yang hampir sama juga berlaku saat ponsel dalam keadaan menyala.
Walau begitu, disarankan untuk mengisi baterai ponsel ini dalam keadaan mati. Hal tersebut lantaran baterai ponsel ini lebih terasa panas ketika diisi dalam keadaan menyala.
Kamera
Kamera memang bukan aspek yang ditonjolkan dari Zenfone Max Pro M2. Meski demikian, siapa sangka jika hasilnya cukup bagus.
Bahkan, satu nilai positif sudah terlihat begitu aplikasi kamera. Layar akan memaksimalkan tingkat kecerahannya sehingga membantu pengguna untuk mengambil foto. Begitu user ingin melihat hasil gambarnya, maka kecerahan layar akan kembali seperti semula.
Walau begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Misalnya saat mengambil foto pada kondisi cahaya redup.
Saat menggunakan mode auto, hasilnya sudah cukup terang, namun sumber cahaya seperti plang lampu atau papan LED dapat mengganggu lantaran menjadi terlalu terang. Jika banyak objek seperti itu, ada baiknya untuk memainkan ISO atau shutter speed pada mode manual.
Bagi yang doyan selfie, di sini ada beauty mode yang mampu memutihkan wajah sekaligus menyamarkan jerawat hingga flek hitam. Satu catatan, beauty mode ini juga membuat tone warna seluruh frame menjadi mengikutinya, bukan hanya wajah saja, sehingga jangan memasangnya pada tingkat maksimal, terlebih di ruang yang cahayanya cukup terang.
Sebagai penunjang, ada juga flash di bagian depan. Sayangnya, walau cukup membantu, cahayanya terlalu terang dan kurang lembut sehingga lumayan menyilaukan mata.
Untuk mode portrait, hasilnya cukup bagus. Transisi antara objek yang fokus dengan latar yang blur tidak terlalu mencolok. Pengaturan untuk memilih efek kedalaman saat akan mengambil foto pun juga menjadi nilai tambah, walau tidak bisa diatur lagi begitu foto sudah diambil.
Secara keseluruhan, hasil fotonya memang bukan yang terbaik. Walau begitu, kamera dari Zenfone Max Pro M2 cukup bisa diandalkan di berbagai kondisi, baik itu low light maupun di bawah terik Matahari.
Berikut beberapa hasilnya:
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Opini detikINET
Walau mendapat label sebagai ponsel gaming mainstream, nyatanya Zenfone Max Pro M2 bisa dibilang mampu menyasar pasar yang lebih luas. Selain dapur pacu dan baterainya yang memang mendukung untuk penggunaan gaming, kameranya juga tidak mengecewakan.
Lebih lanjut, layar dan speakernya yang mumpuni juga menjadi nilai tambah bagi yang gemar menonton serial atau film dalam jangka waktu panjang. Hanya saja, butuh kesabaran memang untuk mengisi daya dari ponsel ini.
Selain itu, pengaturan yang tersedia tidak terlalu luas, sehingga tak banyak hal yang bisa pengguna eksplor pada ponsel ini. Meski begitu, hal tersebut sepertinya tidak terlalu menjadi penting jika melihat performanya yang baik.
(mon/krs)
https://inet.detik.com/review-produk/d-4365249/review-asus-zenfone-max-pro-m2-gaming-mantap-kamera-okeBagikan Berita Ini
0 Response to "Review Asus Zenfone Max Pro M2: Gaming Mantap, Kamera Oke - Detikcom"
Post a Comment