Wakil Ketua Pertama Parlemen Irak, Hassan Karim al-Kaabi, meminta digelar penyelidikan untuk mengidentifikasi para pejabat yang pergi Israel. Sebab bagi mereka Negeri Zionis digolongkan sebagai penjajah lantaran menduduki wilayah Palestina.
"Pergi ke wilayah penjajahan adalah sebuah tindakan kelewat batas dan itu merupakan isu yang sangat sangat sensitif untuk semua kaum Muslim," kata Kaabi melalui pernyataan pada Senin (7/1).
Meski tak menyebut nama-nama para pejabat Irak, melalui Twitter, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan 15 pejabat itu merupakan tokoh-tokoh Sunni dan Syiah yang berpengaruh di Irak.
Kemlu Israel juga menyebut para perwakilan Irak itu juga menemui pejabat dan mengunjungi sejumlah universitas Israel, termasuk monumen peringatan Holocaust di Yerusalem.
Seorang juru bicara monumen Holocaust menuturkan rombongan warga Irak itu berkunjung ke situs itu sekitar akhir Desember 2018.
Meski mengklaim tak melakukan kunjungan resmi ke Israel, para pejabat Irak itu disebut ingin tetap merahasiakan lawatan mereka ke negara Zionis tersebut.
Irak tak mengakui Israel sebuah negara sebagai bentuk solidaritas negara Muslim terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. Mereka bahkan secara teknis masih berada dalam kondisi berperang dengan Israel.
Komunitas warga Yahudi dari Irak yang tinggal di Israel telah lama meminta normalisasi hubungan antara kedua negara. Namun, hal itu tetap menjadi isu sensitif setelah Israel mendukung referendum kemerdekaan Kurdistan pada akhir 2017 lalu yang memicu amarah pemerintah Irak.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Belasan Pejabat Irak Melawat ke Israel Jadi Kontroversi - CNN Indonesia"
Post a Comment