Search

Diklaim Suriah dan Israel, Berikut Sejarah Singkat Dataran Tinggi Golan - Mata Mata Politik

Pada Kamis (21/3) Presiden AS Donald Trump memberikan kejutan dengan mendukung kontrol Israel atas Dataran Tinggi Golan. Wilayah itu telah lama diklaim oleh Suriah dan Israel, walau Israel secara tidak sah mencaplok wilayah itu selama Perang Enam Hari tahun 1967. Apa signifikansi wilayah tersebut dan apa dampak dari keputusan Trump? Berikut sejarah singkat Dataran Tinggi Golan.

Baca juga: Pengakuan Golan adalah Ejekan dan Pelanggaran Hukum Internasional

Oleh: Jacey Fortin (The New York Times)

Dalam sebuah tweet pada Kamis (21/3), Presiden Trump menyuarakan dukungannya atas kontrol Israel atas Dataran Tinggi Golan, yang mengubah berupuluh-puluh tahun kebijakan Amerika Serikat (AS).

Langkah ini mendorong Dataran Tinggi Golan—dataran tinggi subur di samping Danau Galilea yang telah menjadi salah satu perbatasan Israel yang lebih tenang selama setengah abad—kembali menjadi berita utama internasional.

Wilayah ini mencakup wilayah 500 mil persegi dan menawarkan pandangan luas ke Suriah dan Israel, menjadikannya wilayah militer yang strategis. Wilayah itu direbut oleh Israel dari Suriah selama Perang Enam Hari 1967, dan sejak itu, telah diklaim oleh kedua negara.

Bagaimana wilayah itu bisa berada di bawah kendali Israel?

Perang Enam Hari pada Juni 1967 berakhir dengan kemenangan menentukan bagi Israel, yang merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Pasukan Suriah memulai upaya gagal untuk merebut kembali wilayah itu pada tahun 1973. Perang itu berakhir dengan gencatan senjata yang membuat sebagian besar Dataran Tinggi Golan berada di tangan Israel. Pada tahun 1981, Israel mengeluarkan hukum yang secara efektif mencaploknya.

Tetapi langkah itu tidak pernah diakui secara internasional, dan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun itu mengatakan bahwa “keputusan Israel untuk memberlakukan hukum, yurisdiksi, dan administrasi di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki, tidak dianggap sah dan tidak memiliki efek hukum internasional.”

Terdapat upaya negosiasi atas Dataran Tinggi Golan, tetapi pada tahun 2011 konflik di Suriah menimbulkan ketegangan baru di wilayah tersebut dan secara efektif menutup upaya-upaya itu.

Siapa yang tinggal di sana?

Dataran Tinggi Golan tidak padat penduduk. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 50.000 orang, di mana pemukim Yahudi Israel mencakup hampir setengahnya. Sisanya sebagian besar orang-orang keturunan Suriah Druze—sebuah agama yang telah digambarkan sebagai cabang dari Islam Ismaili.

Baca juga: Sudah Waktunya Dataran Tinggi Golan Diakui Sebagai Milik Israel

Penduduk Druze di Dataran Tinggi Golan sebagian besar menolak memperoleh kewarganegaraan Israel dan telah mempertahankan hubungan yang kuat dengan Suriah selama beberapa dekade. Terlepas dari kedekatannya—alat pengeras suara dan teropong telah menghubungkan orang-orang di Dataran Tinggi Golan dengan teman-teman di seberang perbatasan—hubungan itu telah diuji oleh konflik yang menghancurkan di Suriah.

Namun yang terpenting, kehidupan di Dataran Tinggi Golan relatif tenang dibandingkan dengan tempat-tempat lain di perbatasan Israel.

Apa yang berubah pada Kamis?

Selama beberapa dekade, PBB dan Amerika Serikat menolak mengakui pencaplokan Dataran Tinggi Golan dan Tepi Barat oleh Israel pada tahun 1967, dengan alasan bahwa garis batas Israel harus dinegosiasikan secara diplomatis.

Tentara Israel berjalan melewati tank-tank di dekat perbatasan dengan Suriah. (Foto: Reuters/Baz Ratner)

Tetapi Presiden Trump menulis tweet pada Kamis (21/3) bahwa “sudah waktunya bagi Amerika Serikat untuk sepenuhnya mengakui Kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan,” dan menambahkan bahwa itu sangat penting bagi Israel dan stabilitas di Timur Tengah.

Tweet-nya datang setelah tekanan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan itu bisa membantu menopang dukungan untuk Netanyahu dalam upayanya untuk terpilih kembali untuk masa jabatan kelima, dalam pemilu panas yang dijadwalkan pada tanggal 9 April.

Tetapi dalam sebuah wawancara pada Kamis (21/3) sore dengan Fox Business Network, Trump mengatakan bahwa ia telah mempertimbangkan untuk mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari Israel “untuk waktu yang lama”, dan bahwa keputusannya tidak dimaksudkan untuk meningkatkan peluang pemilihan Netanyahu.

Apa konteks yang lebih luas?

Tweet Trump tidak sepenuhnya tiba-tiba. Dia telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, memindahkan Kedutaan Besar Amerika Serikat di sana dari Tel Aviv, dan memangkas bantuan kepada para pengungsi Palestina. Pada bulan November, Amerika Serikat memilih untuk pertama kalinya menentang resolusi simbolis yang dikeluarkan PBB setiap tahun untuk mengecam kehadiran Israel di Dataran Tinggi Golan.

Sejak tahun 2011, para pejabat Israel telah menyatakan rasa lega bahwa Dataran Tinggi Golan telah bertindak sebagai semacam penyangga bagi konflik di Suriah, yang Presidennya, Bashar al-Assad, didukung oleh Iran.

Baca juga: Suriah Bersumpah Serang Israel Jika Tak Mundur dari Dataran Tinggi Golan

“Kalian semua bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Israel tidak berada di Golan,” kata Netanyahu pada Rabu (20/3) saat pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. “Kita akan memiliki Iran di tepi Danau Galilea.”

Duta Besar Suriah untuk PBB di Jenewa, Hussam Edin Aala, pada Rabu (20/3) memperingatkan “upaya jahat Israel untuk mengeksploitasi situasi dan perkembangan terbaru di Suriah dan kawasan, untuk mengkonsolidasikan pendudukan di Dataran Tinggi Golan,” kantor berita negara Suriah, SANA, melaporkan.

Tetapi para kritikus Assad telah mencatat bahwa meskipun ia dan pemerintahnya sering berbicara tentang “membebaskan” Dataran Tinggi Golan, namun mereka hanya melakukan sedikit tindakan untuk melakukannya dalam beberapa dekade.

Dengan sendirinya, tweet Trump tidak akan mengubah banyak hal di Dataran Tinggi Golan. Tidak ada negosiasi yang sedang berlangsung tentang status daerah itu, juga tidak ada harapan bahwa Israel akan menarik diri dari wilayah itu.

Namun pengumuman itu adalah yang terbaru dari serangkaian langkah di bawah pemerintahan Trump, yang telah membentuk kembali peran Amerika Serikat dalam konflik antara Israel dan negara-negara tetangga Arab-nya, untuk kepentingan pemerintah sayap kanan Israel.

Ben Hubbard berkontribusi dalam pelaporan.

Keterangan foto utama: Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari Israel (kanan tengah), mengunjungi Dataran Tinggi Golan bulan ini bersama Senator Lindsey Graham dari South Carolina (kiri tengah), dan David Friedman (kanan), Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel. (Foto: Reuters/Ronen Zvulun)

Diklaim Suriah dan Israel, Berikut Sejarah Singkat Dataran Tinggi Golan

Let's block ads! (Why?)

https://www.matamatapolitik.com/in-depth-diklaim-suriah-dan-israel-berikut-sejarah-singkat-dataran-tinggi-golan/

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Diklaim Suriah dan Israel, Berikut Sejarah Singkat Dataran Tinggi Golan - Mata Mata Politik"

Post a Comment

Powered by Blogger.