Search

Pasca Serangan Roket, Militer Israel Hujani Gaza dengan Bom - Mata Mata Politik

Lima orang terluka ketika Israel menyerang “target teror Hamas.” Hamas mengatakan bahwa Mesir telah membantu mengatur sebuah gencatan senjata. Serangan itu membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatur waktu kepulangannya lebih cepat untuk mengambi alih kendali operasi.

Oleh: Oliver Holmes dan Julian Borger (The Guardian)

Pasukan Israel dan Hamas saling baku tembak roket hari Senin (25/3) malam, di tengah kekhawatiran akan konflik baru di Gaza. Pasukan Israel melakukan serangan terhadap apa yang mereka sebut “target teror Hamas” di seluruh Jalur Gaza, setelah serangan roket sebelumnya yang menghancurkan sebuah rumah keluarga dan melukai tujuh orang di lingkungan utara Tel Aviv. Militer Israel juga mengatakan pihaknya memperkuat pasukan di sepanjang perbatasan Gaza dan telah memanggil pasukan cadangan.

Sasaran serangan Israel di Gaza termasuk kantor pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan sebuah gedung berlantai lima di pusat kota Gaza yang menurutnya adalah kantor keamanan dalam negeri Hamas. Para militan di Gaza kemudian menembakkan sedikitnya 10 roket ke Kota Sderot, Israel selatan, tetapi tidak ada korban Israel yang dilaporkan sebagai akibat dari serangan itu.

Jam 10 malam hari Senin (25/3), Hamas mengumumkan bahwa gencatan senjata telah ditengahi oleh para mediator Mesir. Namun tak lama setelah itu, tembakan roket baru dapat terdengar di Gaza, memicu sirene serangan udara di Israel selatan. Para pemimpin Hamas bersembunyi setelah serangan roket pertama, mengantisipasi balasan dari Israel. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lima orang terluka akibat serangan udara itu.

Pertempuran pecah sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berada di Washington untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Setelah menerima dukungan penuh empati dari Trump di Gedung Putih, Netanyahu mengumumkan bahwa dia akan menghentikan perjalanannya ke AS lebih awal untuk mengambil alih komando operasi.

“Israel tidak akan menoleransi serangan ini. Saya tidak akan menoleransinya,” kata Netanyahu dalam penampilan Gedung Putih. “Ketika kami berbicara, Israel merespons dengan kuat terhadap agresi yang kejam ini.”

Trump menggambarkan serangan roket Hamas sebagai “mengerikan” dan menambahkan bahwa, “AS mengakui hak mutlak Israel untuk mempertahankan diri.”

Bentrokan terjadi menjelang pemilihan Israel tanggal 9 April 2019. Hamas juga berada di bawah tekanan politik yang kuat, dengan ekonomi Gaza tersendat akibat embargo Israel dan Mesir serta sanksi yang dijatuhkan oleh Otoritas Palestina di Tepi Barat.

Hamas dan Israel telah berjuang dalam tiga konflik selama dekade terakhir dan bertempur dalam puluhan perang kecil sejak yang terakhir tahun 2014. Tanpa hasil dari kekerasan sebelumnya, tidak ada pihak yang menyatakan minat untuk meluncurkan perang penuh.

Namun, serangan rudal hari Senin (25/3) pagi telah menghancurkan rumah sebuah keluarga Inggris-Israel dan terjadi selama periode ketegangan yang meningkat di Israel dan wilayah Palestina. Dengan pemilihan umum dua minggu lagi, Netanyahu berada di bawah tekanan dari lawan-lawan politik untuk melakukan serangan balasan dengan keras terhadap militant Gaza, bahkan ketika ia telah dinasihati oleh penasihat militer tentang potensi konflik baru yang sia-sia.

Dengan jajak pendapat menunjukkan Netanyahu meraih selisih tipis dengan lawan utamanya, Benny Gantz, pemimpin Israel tersebut telah berusaha untuk melabelinya sebagai “sayap kiri” yang lemah dalam masalah keamanan.

Secara terpisah, akhir pekan ini menandai peringatan dari gerakan protes selama setahun di sepanjang perbatasan Israel yang ditanggapi pasukannya dengan kekuatan mematikan, menewaskan lebih dari 180 orang dan menembak 6.000 orang lainnya. Hamas, yang mendukung aksi unjuk rasa itu, diperkirakan akan menghadirkan ribuan orang, sementara Israel mengatakan akan melanjutkan kebijakan penembakan langsung terhadap apa yang disebutnya sebagai “kerusuhan kekerasan.”

Berbagai protes itu dimaksudkan sebagian untuk menekan Israel dan Mesir untuk meringankan blokade selama satu dekade di wilayah seluas 140 mil persegi yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan memenjarakan hampir sebagian besar penduduk. Tetapi Israel maupun Mesir secara signifikan tak kunjung mengubah kebijakan mereka.

Sementara itu, Hamas menghadapi perselisihan internalnya sendiri terhadap kenaikan pajak baru-baru ini dan kondisi kehidupan yang memburuk, dan telah menekan demonstrasi lokal selama seminggu terakhir.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa roket hari Senin (25/3) memiliki jangkauan 75 mil, menjadikannya salah satu serangan terjauh yang pernah dilakukan oleh gerilyawan di Gaza.

“Saya punya pesan sederhana untuk musuh-musuh Israel,” kata Netanyahu. “Kami akan melakukan apa pun yang harus kami lakukan untuk membela rakyat kami dan mempertahankan negara kami. Setelah pertemuan ini saya akan pulang lebih cepat dari jadwal untuk memimpin rakyat Israel dan para prajurit Israel.”

Sebagai hasil dari kepulangan awal Netanyahu, makan malam dengan Trump serta jadwal pidato Netanyahu di hadapan Aipac, kelompok lobi AS yang pro-Israel, akan dibatalkan.

Dalam upaya nyata untuk memperparah situasi, seorang pejabat Hamas, berbicara kepada kantor berita Agence France-Presse dengan syarat anonim, membantah kelompok itu berada di balik peluncuran roket, menegaskan bahwa proyektil itu ditembakkan secara tidak sengaja setelah “cuaca buruk.”

Kunjungan Netanyahu ke Washington telah dipandang sebagai upaya untuk menyoroti hubungannya yang dekat dengan Trump dan banyak membuahkan hasil sebelum pemilihan. Trump hari Senin (25/3) menandatangani pernyataan yang secara resmi mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, dataran tinggi yang direbut Israel dari Suriah tahun 1967.

Netanyahu mengatakan bahwa hari itu adalah “hari yang benar-benar bersejarah,” yang “menerjemahkan kemenangan militer kami menjadi kemenangan diplomatik.” Dia mengatakan bahwa Golan “sangat berharga bagi pertahanan kami” dan mengklaim bahwa Israel telah mendapatkan wilayah itu “dalam perang membela diri yang adil.” Dia menambahkan: “Orang-orang Yahudi memiliki akar di Golan sejak ribuan tahun.”

Trump berkata: “Inilah waktu yang lama dipersiapkan. Ini seharusnya terjadi beberapa dekade yang lalu.”

Kementerian luar negeri Suriah menyebut pernyataan AS tersebut sebagai “agresi terang-terangan” atas kedaulatan dan integritas teritorialnya sendiri. Kementerian mengatakan bahwa langkah AS menunjukkan “penghinaan tingkat tertinggi untuk legitimasi internasional.”

Keterangan foto utama: Api dan asap mengepul di atas gedung-gedung di Kota Gaza selama serangan Israel. (Foto: Getty Images/AFP/Mahmud Hams)

Pasca Serangan Roket, Militer Israel Hujani Gaza dengan Bom

Let's block ads! (Why?)

https://www.matamatapolitik.com/news-pasca-serangan-roket-militer-israel-hujani-gaza-dengan-bom/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pasca Serangan Roket, Militer Israel Hujani Gaza dengan Bom - Mata Mata Politik"

Post a Comment

Powered by Blogger.