
"Jadi kurang-lebih diskusi kita itu dua hal. Pertama, pendanaan real dan ideal dalam partai politik itu seperti apa. Kedua, bagaimana mengaitkan dengan pembangunan sistem integritas partai politik," kata Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Giri Suprapdiono seusai pertemuan di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2019).
"Untuk membangun rekrutmen kaderisasi demokrasi internal dan kode etik segala macam, karena pada dasarnya uang APBN yang akan digelontorkan itu uang rakyat juga. Nanti harus bagaimana ini rakyat yang bisa mendapatkan hal setimpal dari pendanaan," ujar Giri.
"Mengapa? Karena selama ini pendanaan negara ini hanya 0,05 persen dan itu tidak rasional dengan manajemen partai politik," imbuhnya.
Menurut Giri, partai-partai mempunyai komitmen membuka data serta membantu KPK menyimpulkan kondisi ideal dan realistis bagi pendanaan partai politik. Selain pendanaan pasti berdasarkan jumlah suara, partai akan mendapatkan pendanaan lebih jika berhasil membangun integritas sesuai dengan indikator.
"Saya pikir ini suatu kemajuan bagi kita bahwa di konsep awal 2016 pendanaan parpol bisa lebih kalau dia bisa mengumpulkan iuran anggota yang lebih banyak. Tapi kita melihat kajian bahwa jarang partai itu efektif bisa mengumpulkan iuran dari anggotanya. Jadi kemungkinan akan kita ubah bahwa nanti partai itu akan mendapat pendanaan yang lebih apabila partai mempunyai skor performance terhadap integritas parpol. Ada 49 indikator itu," jelasnya.
Dengan begitu, Giri yakin tidak ada lagi yang skeptis bahwa pendanaan parpol tidak dapat memperbaiki partai. Sebab, saat dikaitkan dengan pendanaan yang sifatnya variabel terhadap SIPP, otomatis partai yang bagus prestasinya akan mendapatkan pendanaan yang bagus juga.
Kedatangan tim KPK disambut oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Wakil Bendahara Umum PDIP Rudianto Tjen. Hasto memaparkan desain untuk memberikan bantuan kepada partai politik didasari kesadaran bahwa partai politik merupakan pusat penggemblengan calon pemimpin.
Hasto juga menjelaskan jenis pendanaan partai politik, yaitu yang didasari perolehan suara saat pemilu (electoral based), dana tetap untuk partai (fix based) yang diusulkannya untuk sekolah partai, serta pendanaan yang berdasarkan performa partai (performance based).
"Sehingga ada partai politik yang memang betul-betul membangun organisasi dengan baik, tidak pernah menyalahgunakan kekuasaan, tidak pernah jual-beli jabatan, misalnya seperti itu, tentu saja harus mendapat apresiasi. Dari manajemennya, ada partai yang ber-ISO, bisa dipertanggungjawabkan, proses demokratisasi di internal partai, itu semua kan bisa mendapatkan insentif," terang Hasto.
Sementara itu, Wabendum PDIP Rudianto Tjen menyebut diskusi dengan KPK sebagai angin segar. Menurutnya, KPK bisa membantu meyakinkan pemerintah soal pembiayaan partai.
"Kalau dari partai kan memang kita selama ini mencari pendanaan dalam suatu kegiatan-kegiatan partai. Tetapi angin segar diskusi kita dengan teman-teman KPK mengerti kebutuhan kita dan juga nanti akan membantu meyakinkan pemerintah untuk membantu pembiayaan partai, supaya kita bisa melakukan pembinaan ke kader-kader kita. Kita harapkan punya visi misi yang sama lah untuk membangun bangsa ini," pungkasnya.
(azr/idh)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Safari ke PDIP, KPK Diskusi soal Pendanaan Parpol - detikNews"
Post a Comment