Ambisi ke Piala Dunia, Tiongkok Mulai Pertimbangkan Panggil Pemain Naturalisasi - Bolalob

Ambisi besar Tiongkok untuk melaju ke putaran final Piala Dunia menemui cara baru, setelah Federasi Sepakbola China (CFA) mulai mempertimbangkan memakai jasa pemain naturalisasi.

Satu nama yaitu Li Ke yang lebih dikenal dengan nama Nicholas Harry Yennaris dinilai layak membela timnas Tiongkok.

Yennaris sendiri adalah mantan pemain Arsenal dan Brentford yang baru bergabung dengan klub Liga Super China, Beijing Guoan Januari lalu.

Baca Juga :

Pemain berusia 25 tahun itu baru saja mendapatkan status sebagai warga negara Tiongkok pada bulan Januari silam, ia mencetak gol perdananya di CSL dalam kemanangan 2-1 atas Henan Jianye pekan lalu. Ia pun menjadi pemain naturalisasi pertama yang mencetak gol di negeri tirai bambu.

"Li Ke datang dari akademi Arsenal, Liga Inggris," kata mantan gelandang internasional Cina Li Ming, yang kini menjadi manajer umum Guoan.

"Dia bermain di beberapa posisi di lini tengah dan memainkan sepakbola berkualitas tinggi di lapangan."

Sejauh menyangkut Li Ming, Li Ke telah menjadi salah satu gelandang terbaik di CSL. Dirinya lahir dari seorang ibu asal Tiongkok dan ayah Siprus di London, Inggris, dan bermain untuk Arsenal di tim akedmi.

"Saya yakin penampilannya yang luar biasa di Guoan akan diakui dan dia berada di masa jayanya dan mampu memainkan peran penting dalam tim nasional," kata Li Ming tentang Yennaris. halaman 2 dari 4

Selengkapnya

Tak hanya Yennaris, Beijing Guoan juga mendatangkan pemain keturunan lainnya yakni Hou Yongyong yang juga dikenal dengan nama John Hou Saeter. Ia datang dari klub Norwegia Stabaek.

Pemain berusia 21 tahun itu bermain sebagai gelandang. Ia lahir dan tumbuh besar di Norwegia bersama dengan Rosenborg. Ibunya adalah imigran dari Tiongkok. Dirinya sudah membela timnas Norwegia di berbagai kategori junior.

Sejak ia menjadi warga negara Tiongkok yang dinaturalisasi, Hou Saeter telah meninggalkan kewarganegaraan Norwegia-nya karena Tiongkok tidak mengizinkan kewarganegaraan ganda. Dia sekarang dapat memenuhi keinginan ibunya untuknya bermain untuk tim nasional Tiongkok.

"Dia masih sangat muda dan memiliki potensi besar. Saya yakin kemampuannya membaca permainan dan kreativitas dalam menyerang akan membuka jalan baginya ke tim nasional," kata Li Ming.

Dua nama diatas menjadi pintu bagi klub Tiongkok lainnya untuk mulai mencari pemain keturunan dan akan melalui proses naturalisasi.

Shanghai Greenland Shenhua memakai jasa striker asal Gabon yang memiliki ibu asal Tiongkok, Alexander N’Doumbou. Pemain berusia 27 tahun ini pernah bermain untuk klub Prancis, Marseille dan memiliki caps bersama Gabon sebanyak 3 kali.

Guangzhou Evergrande Taobao mengontrak Tyias Browning, yang lahir di Liverpool dan memiliki kakek asal Tiongkok. Namun mantan pemain Everton yang berusia 24 tahun itu tidak terdaftar sebagai pemain yang dinaturalisasi tetapi sebagai pemain asing.

Laporan mengatakan CFA belum menyelesaikan detail tentang aturan seputar pemain yang dinaturalisasi, itulah sebabnya mereka harus melihat dengan peka masalah ini. halaman 3 dari 4

Selengkapnya

Sebelumnya Tiongkok sudah memulai berbagai cara untuk membawa tim nasional mereka tampil di Piala Dunia. Terakhir kali mereka tampil di ajang empat tahunan ini adalah pada tahun 2002 lalu.

Mereka gagal di ajang Piala Asia 2019 di UEA, setelah terhenti di babak perempat final. Dalam dua laga terakhir Tiongkok menelan kekalahan dan sedang mencari sosok pelatih baru untuk menggantikan Marcelo Lippi. Sejauh ini masa depan Fabio Cannavaro masih belum jelas apakah akan menjadi pelatih permanen atau hanya sebatas dua laga uji coba pasca Piala Asia.

Bahkan presiden Tiongkok, Xi Jinping selalu membawa misi sepakbola dalam lawatannya ke luar negeri. Ia sudah membangun setidaknya 20 ribu sekolah sepakbola dan menargetkan 100 ribu pesepakbola profesional dari akademi tersebut.

Dalam beberapa musim terakhir klub-klub CSL menjadi magnet bagi pesepakbola dunia untuk datang dan berkarir di Tiongkok. halaman 4 dari 4

Selengkapnya

Tak mudah menjadi atau mengubah status kewarganegaraan untuk menjadi seorang warga negara Tiongkok.

Mereka harus belajar paham komunis dan menjadi patriotik terhadap negaranya. Dan klub pemilik calon pemain naturalisasi itu harus memberikan laporan kepada federasi dan pemerintah setiap bulannya.

Setelah terus-menerus gagal di turnamen internasional, CFA telah berusaha untuk menarik pemain muda asing yang memiliki keturunan Tiongkok untuk menjadi bagian dari Liga Super Cina dan tim nasional mereka.

Saat ini, kewarganegaraan hanya tersedia untuk pemain sepak bola asing yang memiliki orang tua atau kakek-nenek dari Tiongkok, di beberapa klub sepak bola top. Namun, karena Tiongkok tidak mengakui kewarganegaraan ganda, mereka harus rela menyerahkan kewarganegaraan sebelumnya sambil mengajukan naturalisasi sebagai warga negara Tiongkok.

Tetapi CFA sekarang telah mengambil langkah lebih jauh, mengatakan dalam arahan bahwa klub yang menandatangani pemain seperti itu harus memupuk "rasa patriotik" dan mengatur agar mereka belajar bahasa mandarin, belajar tentang budaya, sejarah negara dan situasinya hari ini. Pesepakbola asing juga harus bisa mengenali bendera Tiongkok, lambang nasional dan menyanyikan lagu kebangsaan. Mereka juga harus diajarkan tentang politik negara itu, sesuai dengan arahan.

"Organisasi akar rumput Partai Komunis Tiongkok, yang meliputi klub-klub sepak bola, akan bertugas mendidik para pemain sepak bola tentang sejarah dan teori dasar partai," kata sebuah pernyataan dari federasi.

“Klub-klub sepakbola harus memiliki staf yang ditugaskan secara khusus untuk melacak pemikiran para pesepakbola tersebut dan kinerja mereka dalam pelatihan dan permainan. Laporan tertulis tentang masalah ini akan diajukan ke asosiasi setiap bulan, ”lanjutnya.

Let's block ads! (Why?)