
Data aini disampaikan oleh pengelola program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali Yahya Anshori dalam orasinya di PB3AS. Yahya menyampaikan berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan Provinsi Bali dari tahun 1987 hingga Mei 2018, di Bali ada sekitar 18 ribu lebih kasus HIV/AIDS yang tersebar di 9 kabupaten/kota se-Bali. “Ada 18 ribu kasus HIV/AIDS di Bali, sejak tahun 1987 sampai Mei 2018,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan 75 persennya adalah kelompok usia 15-39 tahun yang merupakan kelompok usia yang masih produktif. “Yang mencengangkan malah 75 persen adalah usai produktif,” sambungnya.
Berdasarkan data tersebut juga terungkap bahwa kasus HIV/AIDS terbanyak ditemukan di Kota Denpasar sebesar 37,8 persen menyusul Kabupaten Badung 16,2 persen dan Kabupaten Buleleng 15,1 persen pada urutan kedua dan ketiga. Tingginya kasus HIV/AIDS tersebut harus menjadi perhatian semua pihak tidak hanya pemerintah, masyarakatpun diharapkan ikut peduli terhadap penyakit mematikan tersebut.
Virus HIV/AIDS menyerang kekebalan tubuh seseorang yang terinfeksi dan penyebarannya sendiri dapat melalui kontak fisik melalui darah, jarum suntik, transfusi darah bahkan dari ibu kepada anak yang dikandungnya. Berbagai upaya penanggulangan HIV/AIDS telah dilakukan oleh KPA Bali dengan menggandeng stakeholder terkait termasuk didalamnya melibatkan Kita Sayang Remaja (KISARA) Bali dan Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN), untuk mensosialisasikan bahaya HIV/AIDS serta mengedukasi masyarakat terkait upaya pencegahan penyebaran penyakit tersebut.
"Remaja adalah usia yang sangat rentan terpapar AIDS, untuk itu mari tingkatkan kepedulian, tingkatan edukasi kepada masyarakat, bersama-sama kita tanggulangi dan cegah penyebaran HIV/AIDS, " imbuhnya .
Hal senada juga disampaikan oleh Adi Narendra selaku Wakil Ketua Forum Remaja Bali yang berada dibawah naungan Kisara Bali. Menurutnya remaja merupakan kelompok usia yang sangat memegang peran penting dalam upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS.
Remaja bisa menjadi agen-agen untuk sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat tidak saja terkait upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS, namun pula dapat mengedukasi masyarakat bagaimana seharusnya kita memperlakukan para penderita HIV/AIDS, mengingat banyak penderita HIV/AIDS yang dikucilkan di masyarakat padahal sesungguhnya dengan pengobatan yang tepat serta tahu persis cara penyebaran penyakit tersebut, penderita HIV/AIDS dapat hidup secara normal ditengah tengah masyarakat .
Dalam orasinya Adi Narendra juga meminta kedepannya pemerintah dapat menyusun program-program yang sejalan dengan kebutuhan para remaja dan remaja dapat dilibatkan dalam program tersebut. “Susun program yang sejalan dengan kebutuhan remaja, dan remaja dilibatkan didalamnya,” harapnya.
(bx/art/ima/yes/JPR)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mencengangkan, 75 Persen Penderita HIV/AIDS di Bali, Usia Produktif"
Post a Comment