Search

Perlunya Mengenali Faktor Penyebab Munculnya Tumor dan Kanker

SURYA.co.id | SURABAYA - Dalam rangka memperingati World Head and Neck Cancer Day yang jatuh pada tanggal 27 Juli 2018 kemarin, RSUD Dr. Soetomo menggelar acara Simposium Tumor Kelenjar Liur parotis di Ruang Soetojo, Sabtu, (28/7/2018).

Acara simposium ini dihadiri dan diperuntukan puluhan para dokter spesialis bedah dari berbagai rumah sakit daerah Jawa Timur.

Ketua Forum Pers RSUD Dr. Soetomo, dr Urip Murtedjo mengungkapkan, saat melakukan operasi pada pasien pengidap tumor kelenjar liur dokter ahli bedah dituntut untuk tidak melakukan kesalahan sedikitpun.

Sebab Tumor tersebut muncul di area rahang bawah telinga. Di area tersebut terdapat saraf kranialis ke-7 yang berperan mengatur ekspresi wajah manusia.

"Acara ini termasuk acara refereshing, supaya dokter ahli bedah di seluruh Jawa Timur bertambah wawasannya. Kebanyakan pasien menggunakan BPJS ketika berobat, para dokter ahli bedah regional disetiap daerah di Jawa timur harus bisa dan paham dalam melakukan operasi pada pasien yang terserang tumor kelenjar liur. Sebab, operasi akan dilakukan di rumah sakit itu juga," ujar dr Urip.

Sementara itu, Profesor Dr. Sunarto selaku Ketua Persatuan Bedah Kepala Leher Indonesia (PEBKLI) menyebutkan, saraf kranialis ke-7 mempunyai lima cabang saraf yang membentuk seperti cakar ayam, yakni meliputi saraf yang terletak di dahi fungsinya untuk mengerutkan dahi, syaraf mulut untuk tersenyum, saraf pipi untuk meniup, saraf leher, dan yang paling vital adalah saraf mata yang gunanya untuk berkedip.

"Saat operasi parotis pertama yang harus dilakukan oleh dokter bedah adalah penyelamatan ke 5 saraf itu lalu baru diangkat tumornya. Jika salah satu saraf terpotong akan mengakibatkan wajah menjadi perot atau gangguan lainnya seperti tak bisa berkedip jika saraf mata yang terputus," jelasnya.

Meski begitu, resiko tersebut tak dapat dihindari. Sunarto mengatakan jika dipresentasekan setiap dilakukannya operasi parotis, resiko gangguan saraf bisa saja terjadi sekira 7%.

"Jika yang menangani ahlo bedah resiko itu kecil sekitar 7% saja. Sebelum melakukan operasi kami akan menjelaskan terkait resiko ini kepada pasien," ucapnya.

Sunarto juga mengimbau masyarakat, lebih waspada terhadap penyakit tumor maupun kanker. Tidak ada tanda-tanda Kemunculan tumor Kelenjar liur, kebanyakan tidak menimbulkan rasa nyeri. Jika dirasa ada benjolan di bawah leher, dalam mulut, dan pipi segera periksakan ke dokter ahli, sebab mungkin saja itu tumor kelenjar liur parotis.

"Meski kasus penyakit Tumor Kelenjar Liur Parotis menurun sejak 5 tahun terakhir, masyarakat tak boleh meneyepelekan. Karena jika tumor itu bisa ditangani dan di identifikasi sejak dini, proses penyembuhannya pun mudah. Kalau benjolan itu terasa nyeri bisa jadi itu tumor ganas karena telah menyerang saraf," kata Sunarto.

Pasien bernama Singgih Dwi Kristianto (30) misalnya, ia baru menyadari bahwa benjolan yang berada di rahang bawah telinga tersebut adalah tumor kelenjar liur parotis setelah 2 tahun berselang. Dari Rumah Sakit Siti Hajar Sidoarjo ia pun dirujuk ke RSUD Dr. Soetomo untuk menjalani operasi pengangkatan tumor.

"Awalnya saya sakit gigi dibagian geraham bawah sebelah kiri. Untuk mengurangi rasa sakit saya hanya memijat dan memenum obat penghilang nyeri. Tak lama kemudian muncul benjolan kecil. Saya periksakan kedokter ternyata cuma infeksi kelenjar saja waktu kecil. Bukannya tambah hilang, lama-kelamaan makin besar. Keduakalinya saya periksa baru terindentifikasi kalau itu tumor,'' cerita Singgih.

Sunarto melanjutkan, gejala infeksi kelenjar hanya berlangsung sekira 3-4 hari saja. Kalau lebih dari itu kemungkinan besar itu tumor. Tumor kelenjar liur parotis biasanya menyerang manusia dengan rentang usia 30-40 tahun.

"Kalau muncul di usia 30-40 tahun itu tumor jinak. Jika munculnya di usia 50 itu tumor ganas (kanker). Ciri-ciri benjolan tumor itu berbentuk bulat dan padat,'' sebutnya.

Memang, munculnya tumor maupun kanker masih belum diketahui penyebabnya secara jelas. Namun ada beberapa faktor resiko penyebab timbulnya tumor dan kanker.

Sunarto menyebutkan salah satunya yakni virus Epstein Barr dan virus Sitomegalo. Tidak ada penelitian secara mendalam terkait penyebab timbulnya tumor maupun kanker. Namun ada beberapa faktor yang memicu timbulnya kanker yakni rokok ataupun faktor keturunan.

"Pekerja salon atau buruh pabrik rawan terkena tumor. bahan kimia mercury untuk bedak-bedak alat kecantikan, serta debu silica dan debu asbes dapat memicu tumor. Masker pelindung perlu digunakan saat bekerja. Meski begitu kami tidak bisa menuding satu resiko. karena multi faktorial banyak faktor penyebab timbulnya tumor dan kanker," pungkasnya.

Let's block ads! (Why?)

Kalo berita nya ga lengkap atau terpotong buka link disamping buat baca berita lengkap nya http://surabaya.tribunnews.com/2018/07/28/perlunya-mengenali-faktor-penyebab-munculnya-tumor-dan-kanker

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Perlunya Mengenali Faktor Penyebab Munculnya Tumor dan Kanker"

Post a Comment

Powered by Blogger.