Wapres JK Ungkap Penyebab Konflik di Negara-negara Islam

KIBLAT.NET, Jakarta – Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla mengungkapkan kesedihannya atas konflik-konflik yang melanda sejumlah negara-negara Islam. Kerusakan itu terjadi tak lepas dari campur tangan negara-negara besar.

“Kekerasan di dunia Islam disebabkan oleh negara-negara besar. Apabila Suriah ingin kembali butuh 40 tahun. Semuanya karena campur tangan dari luar,” ungkapnya dalam membuka acara Pertemuan Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Afrika, dan Eropa ke-V di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Selasa (03/07/2018).

JK mengaku sedih dengan konflik yang terjadi di negara-negara Islam. Ia menilai keadaan tersebut sebagai bentuk kemunduran dalam bidang perdamaian dan kemajuan.

“Banyak juga kekecewaan dan rasa sedih atas kekurangan kekurangan kita di bidang kedamaian di banyak negara-negara Islam,” sambungnya.

Ia pun mengungkapkan kegelisahannya atas merosotnya ekonomi umat Islam di Indonesia dan konflik yang terjadi di Asia Tenggara dan Timur Tengah.

“Di negara-negara lain, setiap malam kita melihat kesedihan. Bagaimana di Irak, Suriah, Myanmar, Libya, Nigeria dan banyak negara-negara lainnya termasuk Afghanistan,” paparnya.

Guna mengatasi itu semua, dibutuhkan banyak pertemuan lainnya,. JK juga bercerita bahwa beberapa waktu yang lalu, para ulama dari Indonesia, Pakistan, dan Afganistan juga bertemu di Jakarta untuk mencapai kedamaian di Afghanistan.

Setelah itu, ada lagi pertemuan para ulama, dan berbagai pertemuan lainnya yang telah dilakukan. Termasuk pertemuan ulama dan dai kali ini, merupakan yang kelima kalinya.

JK berpesan agar pertemuan tidak hanya berkaitan dengan acaranya tetapi bagaimana hasil yang dicapai. Oleh sebab itu, Pertemuan Ulama dan Dai dari mancanegara ini diharapkan dapat menghasilkan pemikiran dan langkah-langkah yang baik untuk kemajuan dan kedamaian umat Islam.

“Ini berarti begitu banyak pikiran, juga langkah-langkah penting yang telah kita ambil,” katanya.

Ia lalu mengingatkan bahwa untuk mencapai kedamaian yang hakiki, dibutuhkan pertemuan-pertemuan yang intensif agar masalah dapat benar-benar terselesaikan dengan baik.

“Kita tidak bisa menyelesaikannya dengan satu kali pertemuan, tetapi kita butuh pertemuan-pertemuan yang lainnya untuk mencapai kedamaian yang hakiki, karena itulah cara kita untuk memajukan umat kita,” katanya.

Reporter: Syafi’i Iskandar
Editor: Fajar Shadiq

Let's block ads! (Why?)