Search

Israel vs Iran: Netanyahu Kembali Layangkan Tuduhan Pelanggaran Nuklir Iran

Lagi-lagi, Perdana Menteri Israel melayangkan tuduhan baru terhadap Iran terkait pelanggaran nuklir, dalam Majelis Umum PBB pada Kamis (27/9). Netanyahu mengatakan bahwa Iran menyembunyikan “sejumlah besar peralatan dan material” di sebuah fasilitas dekat pabrik pembersihan karpet di distrik Turquzabad. Televisi pemerintah Iran menyebut pengumuman itu “konyol” dan bahwa “setiap tahun Netanyahu meluncurkan pertunjukan konyol di Majelis Umum PBB.”

Oleh: Angela Charlton, Jon Gambrell (The Associated Press/Washington Post)

Penyingkiran nuklir secara diam-diam. Menyembunyikan materi atom dekat pabrik pembersihan karpet. Berbohong kepada mitra internasional.

Menuduh Iran melakukan semua hal di atas, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meluncurkan serangan baru pada Kamis (27/9) dalam kampanyenya untuk membuktikan bahwa Teheran tidak dapat dipercaya dan menimbulkan ancaman besar terhadap keamanan internasional.

Sebagai tanggapannya, Iran hanya mengabaikannya.

Presentasi Netanyahu dalam Majelis Umum PBB—mengacungkan alat peraga dan memamerkan kecakapannya dalam menarik perhatian—menandai yang terbaru dalam serangkaian pengungkapan atau tuduhan tentang program nuklir Iran, seiring dia meningkatkan kampanye melawan kesepakatan global tahun 2015 yang dimaksudkan untuk menghentikan Iran dalam memperoleh senjata nuklir.

Dia menantang para inspektur nuklir Amerika Serikat (AS) untuk memeriksa “gudang atom rahasia” baru di dekat Teheran—tetapi tidak jelas apakah pengumuman itu memberi informasi baru pada apa yang sudah diketahui oleh para inspektur, atau membuktikan bahwa Iran melanggar kesepakatan nuklir 2015.

Pengumuman masalah gudang itu menunjukkan pandangan tak kenal lelah Netanyahu tentang Iran, dan kemarahannya pada orang-orang Eropa yang dia tuduhkan telah memenuhi tuntutan musuh-musuh Israel.

Menampilkan peta dan foto dari situs di papan berukuran besar, dia mengatakan bahwa Iran menyembunyikan “sejumlah besar peralatan dan material” di sebuah fasilitas dekat pabrik pembersihan karpet di distrik Turquzabad. Dia mengatakan bahwa para pejabat Iran membersihkan beberapa bahan radioaktif dalam beberapa pekan terakhir dan diam-diam membuangnya di sekitar Teheran.

“Anda harus bertanya pada diri sendiri pertanyaan ini: Mengapa Iran menyimpan arsip atom rahasia dan gudang atom rahasia?” Tanyanya. “Apa yang disembunyikan Iran, Israel akan temukan.”

Dia mengatakan bahwa Israel berbagi informasi dengan para pengawas atom PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan mendesak IAEA untuk memeriksa lokasi tersebut. Dia mengatakan bahwa badan itu tidak melakukan cukup untuk menekan Iran untuk mengakui tudingan Israel, dan meragukan kredibilitas badan tersebut.

IAEA tidak segera berkomentar.

Televisi pemerintah Iran menyebut pengumuman itu “konyol,” dan kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah Iran melaporkan pernyataan Netanyahu dengan penghinaan yang hampir tidak disamarkan, dan mengatakan bahwa dia “setiap tahun meluncurkan pertunjukan konyol di Majelis Umum PBB.”

Pada akhir pidato hari itu di Majelis Umum, Iran menggunakan “hak jawabnya” untuk membantah tuduhan Netanyahu.

“Kesalahannya dan pernyataannya menegaskan kecenderungan patologisnya untuk mengatakan kebohongan dan mendistorsi realitas,” kata seorang wakil delegasi Iran. “Dengan mempertunjukkan beberapa foto Google Street View, hari ini pemain sandiwara Israel mengklaim bahwa ia menemukan fasilitas nuklir baru di Iran. Ini adalah cerita palsu lainnya.”

Baca Juga: Kecam Kerja Sama Iran-Suriah, Netanyahu: ‘Tak Ada Ancaman yang Halangi Kami’

Setelah Menang di Suriah, Akankah Rusia Lawan Amerika Juga di Lebanon?

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Iran menyembunyikan niatnya untuk membangun senjata nuklir selama konferensi di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv, pada tanggal 30 April 2018 (Foto: Reuters/Amir Cohen)

Presiden Iran Hassan Rouhani membela kesepakatan nuklir Iran di PBB awal pekan ini, dan setelah kembali ke negaranya pada Kamis (27/9), ia mengatakan bahwa sebagian besar negara lain secara langsung atau tidak langsung mendukung kesepakatan tersebut, yang dicapai oleh Iran, Amerika Serikat, dan lima negara besar lainnya.

Netanyahu membuat tuduhan yang sama menghebohkannya pada bulan Mei, dengan mengatakan bahwa agen-agen Israel mengobrak-abrik “setengah ton” dokumen mengenai program nuklir Iran dari sebuah fasilitas di lingkungan Shourabad Teheran. Iran tidak mengakui dugaan penyitaan tersebut.

Presiden Donald Trump mengutip pengumuman itu ketika dia menarik Amerika Serikat mundur dari perjanjian nuklir sesaat sesudahnya.

Netanyahu tidak mengatakan apa materi itu, dan tidak jelas apakah presentasinya memberikan bukti bahwa Iran telah melanggar kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.

Kesepakatan itu ditandatangani setelah bertahun-tahun sanksi Barat atas program nuklir yang diperebutkan negara itu. Kesepakatan itu membuat Iran secara drastis membatasi pengayaan uraniumnya sebagai imbalan pencabutan sanksi ekonomi yang menghancurkan.

Iran telah lama membantah membuat senjata atom.

Pada tahun 1990-an, Iran memperluas program nuklirnya dan “mungkin telah menerima informasi desain” untuk sebuah bom dan meneliti detonator eksplosif, menurut IAEA.

Pada tahun 2002, dinas intelijen Barat dan kelompok oposisi Iran mengungkap situs nuklir rahasia di kota Natanz. IAEA mengatakan bahwa tidak ada bukti yang “kredibel” terkait Iran yang berusaha mendapatkan alat peledak nuklir setelah tahun 2009.

Israel—yang menganggap Iran sebagai ancaman terbesarnya—telah berusaha berulang kali untuk melemahkan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015, meskipun PBB berulang kali menegaskan bahwa Iran tunduk pada ketentuan-ketentuan perjanjian tersebut.

Sejak keputusan Trump untuk menarik diri dari perjanjian itu, ekonomi Iran yang sudah lemah semakin mengalami devaluasi mata uang rialnya secara drastis. Walau rial diperdagangkan pada sekitar 62.000 untuk satu dolar AS pada bulan Mei, namun rial pada Kamis (27/9) diperdagangkan seharga 177.000 untuk $1.

Baca Juga: Peringatan Nuklir dari Benjamin Netanyahu

Netanyahu mendesak Eropa untuk bergabung dengan Trump dalam meninggalkan kesepakatan tersebut dan menghentikan perdagangan dengan Iran.

“Apakah ada yang benar-benar percaya bahwa membanjiri teokrasi Iran dengan senjata dan uang tunai akan mengekang keinginannya untuk melakukan agresi?” Netanyahu bertanya.

“Orang-orang Eropa dan lainnya menenangkan Iran dengan mencoba membantu memangkas” sanksi baru AS, katanya. “Apakah para pemimpin Eropa ini tidak belajar apa-apa dari sejarah? Apakah mereka akan sadar?”

Dia merujuk pada perjanjian Perdana Menteri Inggris Neville Chamberlain yang menyerahkan Hitler Sudetenland menjelang Perang Dunia II—sebuah langkah yang terlihat saat Eropa memenuhi tuntutan Nazi dengan mengorbankan orang Yahudi.

Pada Kamis (27/9), Netanyahu juga menunjukkan gambar dari apa yang dia katakan adalah pabrik roket yang dijalankan oleh milisi Hizbullah yang didukung Iran, yang disembunyikan di daerah sipil di ibu kota Lebanon.

Netanyahu dikenal karena kecakapannya dalam memainkan pertunjukan di Majelis Umum PBB. Pada tahun 2012, ia secara terkenal mengangkat papan poster sebuah bom kartun saat mendiskusikan program nuklir Iran.

Gambrell melaporkan dari Dubai. Jennifer Peltz di PBB berkontribusi untuk pelaporan ini.

Keterangan foto utama: Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari Israel menyampaikan pidato dalam sesi ke-73 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. (Foto: UN Photo/Cia Pak)

Israel vs Iran: Netanyahu Kembali Layangkan Tuduhan Pelanggaran Nuklir Iran

Let's block ads! (Why?)

https://www.matamatapolitik.com/israel-vs-iran-netanyahu-kembali-layangkan-tuduhan-pelanggaran-nuklir-iran/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Israel vs Iran: Netanyahu Kembali Layangkan Tuduhan Pelanggaran Nuklir Iran"

Post a Comment

Powered by Blogger.