Liputan6.com, Jakarta - Saelan Football Academy mengundang klub-klub Sekolah Sepak Bola (SSB) untuk mengikuti Indonesia Junior Sudden Death League (IJSDL) atau Liga Junior Sudden Death Indonesia yang bakal berlangsung 20-21 Oktober di lapangan pertamina Simprug. LJSDI ditujukan untuk U-11 (2008-2009) dan U-13 (2006-2007).
IJSDL juga mengusung misi "drugs prevention basic on soccer" atau gerakan pencegahan bahaya Narkoba berbasis olahraga sepak bola. Di usia emas seperti U-11 dan U-13 pengaruh narkoba begitu besar dan sepak bola jadi alat untuk menjauhkan remaja dari penggunaan narkoba.
"Usia remaja rentan memakai narkoba, maka itu kami menggelar IJSDL. Kompetisi ini tak akan ada hasil draw. Setiap kali hasil imbang langsung penalti dan ada 5 orang penendang penalti," kata Founder atau Pendiri Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI) dan Manajer EDF La Liga Academy, Taufik Jursal Efendi.
Ide Liga Junior Sudden Death Indonesia ini juga mendapatkan dukungan dari eks Timnas Indonesia Junior di Piala Dunia 1978, David Sulaksmono. Dia mengatakan, program melatih khusus penalti oleh pelatih sebenarnya sudah diberikan sejak zaman dahulu.
"Saat saya masih main di Jayakarta FC, penalti itu ada di latihan khusus dan menjadi keharusan dari pelatih. Bahkan latihan penalti diberi beban, kalau masuk diberikan sesuatu dan kalau tidak masuk disanksi. Itu agar pemain melakukan penalti dengan sungguh-sungguh," kata David.
Sebagai pemanasan jelang Liga Junior Sudden Death, peserta akan disuguhi program Golden Age of Learning pada 12 Oktober di lapangan Saelan Football Academy, Kemang.
"Target dari Indonesia Junior Sudden Death League yaitu mencari 33 pemain seleksi untuk U-11 yang akan dipersiapkan jadi pemain-pemain memiliki karakter dan teknik dalam menghadapi sepak bola modern. Mereka nantinya akan berlatih 2x seminggu di Saelan Football Academy," ujar Taufik Jursal.
"IJSDL punya visi berprestasi di sepak bola dan sekolah. Kami ingin memposisikan Sekolah Al Azhar Syifa Budi menjadi pusat pembentukan karakter dan talenta sepakbola untuk Timnas 2024, sejalan dengan cita-cita pendiri Yayasan Syifa Budi, Almarhum Maulwi Saelan. Kompetisi akan berjalan tiga kali pada Oktober, Februari dan Juli. Kami ingin dapatkan pemain bertalenta dari SD, SMP dan SMA untuk timnas kelak."
* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.
Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sepak Bola Bantu Remaja Jauhi Narkoba"
Post a Comment