Menteri Perdagangan Australia menegaskan, negara itu tidak akan mau kebijakan luar negerinya didikte oleh negara lain. Termasuk Indonesia, yang rencananya akan menjadi mintra perdangan bebas. Indonesia sebelumnya menegaskan, mereka tidak akan setuju untuk menandatangani perjanjian perdagangan bebas itu jika Australia jadi memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
Baca Juga: Kedutaan Australia Pindah, Indonesia Tunda Perjanjian Perdagangan Bebas
Oleh: Mariko Ishikawa (Bloomberg)
Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan bahwa negara itu tidak akan menyerah karena tekanan dari Indonesia, yang telah menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menandatangani perjanjian perdagangan bebas yang telah dirundingkan jika Australia tetap mempertimbangkan untuk memindahkan kedutaan Israelnya ke Yerusalem.
Australia “tidak mau didikte” mengenai kebijakan luar negeri, Birmingham mengatakan pada program Insiders di ABC TV hari Minggu (18/11).
Perjanjian perdagangan bebas itu tampaknya tidak akan berlaku sementara Australia mempertimbangkan pemindahan kedutaan Israelnya ke Yerusalem, Peninjauan Keuangan Australia melaporkan pada 14 November, mengutip Menteri Perdagangan Indonesia Enggaritiasto Lukita.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bulan lalu bahwa ia mempertimbangkan untuk mengikuti langkah Presiden AS Donald Trump dalam memindahkan kedutaan negara di Israel ke Yerusalem.
Australia dan Indonesia pada bulan Agustus mengakhiri perundingan yang dimulai pada tahun 2010 dengan kesepakatan perdagangan bebas. Pada tahun 2017, perdagangan barang dagangan dua arah antara negara-negara itu mencapai nilai US$8,2 miliar, menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang terbesar ke-14 Australia.
Morrison mengatakan dalam wawancara Bloomberg Television pada 12 November bahwa pihaknya “tidak terburu-buru” untuk menandatangani perjanjian itu meskipun negosiasi telah selesai dan ada indikasi sebelumnya bahwa perjanjian itu akan diumumkan secara resmi tahun ini.
Keprihatinan Indonesia tentang keberadaan kedutaan Australia di Israel adalah “masalah yang terpisah,” kata Birmingham, Minggu (18/11). Dalam beberapa minggu ke depan, Australia akan mempertimbangkan implikasi ekonomi dan keamanan dari keputusan kedutaan itu demi terciptanya keputusan yang selaras dengan kepentingan nasionalnya, katanya.
Perang Dagang
Birmingham juga mengkritik tarif perdagangan AS.
Baca Juga: Indonesia Batalkan Penandatanganan Perjanjian Perdagangan Bebas Australia
“Semua naluri proteksionis itu, semua kenaikan tarif itu tentu saja merupakan hambatan potensial terhadap pertumbuhan ekonomi global dan yang juga berdampak pada kita dan negara lainnya,” kata Birmingham.
AS telah memberlakukan tarif untuk impor China senilai $250 miliar. Sebagai balasan, China telah mengenakan tarif untuk impornya dari AS senilai US$ 110 miliar dan telah secara efektif mematikan pembelian ekspor pertanian utama Amerika termasuk kedelai.
Presiden China Xi Jinping mengatakan pada KTT CEO Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik pada hari Sabtu (17/11) di Papua Nugini bahwa perang perdagangan tidak akan menghasilkan “pemenang.” Menerapkan tarif dan memotong hubungan ekonomi “adalah pendekatan jangka pendek” yang pasti akan gagal.
“Kami telah terdorong oleh beberapa tanda baru-baru ini yang menunjukkan adanya kemajuan pada dialog antara Presiden Xi dan Donald Trump dan kami berharap itu akan berlanjut di G20,” kata Birmingham.
Brexit
Menteri perdagangan Australia juga menyampaikan keprihatinan tentang posisi perdagangan negara itu terhadap Inggris, yang berjuang untuk menerapkan referendum yang menuntut penarikannya dari Uni Eropa.
“Kami telah mereplikasi teks dari beberapa perjanjian akses pasar kami dengan Uni Eropa, sehingga jika perlu, kami dapat menerapkan perjanjian itu dengan Inggris cukup cepat kalaupun tidak ada kesepakatan Brexit,” kata Birmingham. “Dengan kata lain, kita akan berurusan dengan skenario apa pun jika kebijakan perdagangan Inggris masih akan ditentukan di Brussels alih-alih London, di mana kami mengurus negosiasi perdagangan Uni Eropa.”
Keterangan foto utama: Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham. (Foto: EPA/Tracey Nearmy)

Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menteri Perdagangan Australia Tampik Tekanan Indonesia Mengenai Israel"
Post a Comment