Search

Alasan Syria Menjadi Lahan Konflik Iran-Israel - ayobandung.com

Suriah.(Aljazeera)

Israel telah  puluhan kali menyerang. Pada Mei tahun lalu misalnya, Israel menghantam 50 target termasuk lapangan udara, tempat penyimpanan senjata, tempat-tempat pengamatan milik Iran di Syria.  Serangan itu disebut sebagai yang paling hebat sejak operasi militer pada 1974.

Jumlah serangan bertambah setelah pada Senin (21/1/2019), militer Israel kembali peluncuran rudal ke basis pasukan Garda Revolusioner Iran yang beroperasi di luar negeri termasuk gudang-gudang senjata. Sekalian serangan rudal jelajah,  dilakukan setelah memperoleh informasi intelijen baik dari satelit, drone maupun para agen rahasia.

Kemudian informasi itu diolah dan disimpan dalam chip. Rudal jelajah akan bekerja efektif bila dituntun oleh sinyal-sinyal yang dipancarkan dari darat maupun udara. Israel diketahui memiliki rudal-rudal Delilah dan Rampage yang dapat diluncurkan dari darat maupun pesawat terbang.

Syria menjadi lahan konflik setelah Republik Islam Iran bertekad melenyapkan pemerintahan Zionis pada 1979.  Iran merealisasikannya dengan menyokong Hezbollah di Lebanon Selatan, serta secara bertahap mendukung secara tidak langsung hingga menerjukan pasukan untuk mendukung pemerintahan Presiden Basher al-Assad.

Teheran disebut menempatkan 2.000 tentara serta sekitar 10 ribu anggota pasukan Syiah dari Pakistan, Afghanistan dan Irak, serta hampir 8.000 gerilya Hezbollah.    

Israel menduga Iran terus membangun rute transportasi darat melalui Irak dan Syria terus ke Lebanon. Kepala Mossad Yossi Cohen dan Menhan Avigdor Lieberman menyatakan, mempunyai senjata nuklir atau tidak, Iran merupakan ancaman. Iran juga diketahui membangun basis-basis militer yang jauhnya hanya 50 km dari perbatasan Syria-Israel.

Upaya Israel mengatasi ancaman Iran semakin sulit karena Syria dilengkapi penangkis serangan udara S-300 buatan Rusia yang mampu menjatuhkan rudal Delilah atau Rampage. Tambahan lagi sekutu dekatnya, Amerika Serikat tidak memiliki hubungan baik dengan Damaskus, hingga Tel Aviv sangat tergantung kepada Rusia untuk mendinginkan Assad. Washington hanya berjanji tidak menarik pasukannya dari Syria.

Dalam kaitan itu, Israel tampaknya akan terus menyerang kedudukan Iran di Syria untuk menihilkan ancaman. Cara yang tidak akan mencapai hasil, kecuali bila mengupayakan pergantian pemerintahan di Damaskus maupun Teheran. Disamping memaksimalkan dukungan Arab Saudi, Uni Arab Emirat dan negara-negara Teluk Persia, pesaing Iran.

Serangan udara serta kecanggihan sistem pertahanan begitu pula dengan janji AS untuk tidak menarik 2.000 tentaranya dari Syria, buat sementara akan mengamankan Israel. Namun hal itu tidak akan membuat nyaman selama psikologi negara yang terkepung masih menggayuti benak para pemimpin Israel.  

Kawasan Darah Dan Air Mata

Timur Tengah atau Asia Kecil semula berada dalam genggaman Kerajaan Ottoman, Turki. Dua negara Barat  melancarkan politik pecah belah, Inggris mengirimkan Thomas Edward Lawrence, perwira intelijen, yang pandai berdiplomasi dan arkeolog. Ia dikirim ke ArabSaudi untuk bergabung dengan  Emir Feisal, pemimpin pemberontakan terhadap Kerajaan Ottoman.

Politik pecah belah itu secara rahasia dilancarkan Inggris-Perancis berdasarkan  Kesepakatan Colonel Sir Tatton Benvenuto Mark Sykes- Francois Georges- Picot disingkat,  Kesepakatan Sykes-Picot, yang ditandatangani pada 16 Mei 1916 menyusul kekalahan Ottoman dalam Perang Dunia Pertama.

Inggris, berdasarkan kesepakatan itu, menguasai daerah pantai antara Laut Tengah dan Sungai Yordan, kemudian Yordania Irak bagian selatan, pelabuhan Haifa dan Acre di Israel sekarang. Prancis menguasai Turki bagian selatan, Irak utara, Syria dan Lebanon. Rusia kebagian Istanbul, selat Turki dan Armenia. Tak sampai di situ lewat Deklarasi Balfour, Inggris mendukung ‘tanah air bagi warga Yahudi’ di Palestina tahun1946.

Deklarasi tersebut tercantum dalam sebuah surat tertanggal 2 November 1917 dari Menlu Inggris Arthur Balfour kepada Lord Walter Rotschild, pemimpin masyarakat Yahudi Inggris. Surat itu kemudian disampaikan ke Federasi Zionis Inggris Raya dan Irlandia.

Amerika Serikat menambah carut marut Timur Tengah dengan mendorong eskalasi konflik antara Sunni-Syiah. Dalam mana sejumlah negara Arab diperintah elit berfaham Sunni, sedangkan mayoritas rakyat Syiah serta sebaliknya.  Rakyat dengan pemimpin diadu, atau antar negara seperti Irak-Iran.  

Farid Khalidi

Tulisan adalah kiriman netizen, isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.

Ayo Menulis klik di sini

Let's block ads! (Why?)

https://www.ayobandung.com/read/2019/01/22/43729/alasan-syria-menjadi-lahan-konflik-iran-israel

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Alasan Syria Menjadi Lahan Konflik Iran-Israel - ayobandung.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.