TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kondisi Gunung Merapi saat ini masih dalam status waspada level II.
Hanik Humaida, Kepala BPPTKG saat jumpa pers pada Kamis (21/2/2019) mengungkapkan berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, pihaknya telah memetakan kronologi Gunung Merapi di tahun 2018-2019 menjadi lima fase.
Fase pertama yakni Suplai Dapur Magma Dalam (15 Juli 2012- 20 April 2014), dimana indikasi yang terjadi adalah terjadi 6 kali letusan Freatik pada periode 15 Juli 2012- 20 April 2014, yang terjadi tanpa ada gejala yang jelas.
Pada bulan April 2018 seismisitas masih cukup rendah, yakni VB 1 kali, MP 15 kali dan RF 40 kali.
Fase kedua, yakni Migrasi dari Dapur Magma (11 Mei- 1 Juni 2018).
Baca: Lebih Dekat dengan Rizki Rahma Nurwahyuni, Dalang Cantik dari Yogyakarta
Indikasi yang terjadi yakni 12 kali letusan Freatik, VTA mendahului letusan terbesar 11 Mei dan 1 Juni 2018, untuk seismisitas bulan Mei 2018 yakni VTA 15 kali, VTB 6 kali, MP 42 kali dan RF 130 kali.
Hanik menerangkan untuk fase ketiga yakni Migrasi dari Kantong Magma, 1,5-2,5 km (3 Juli-10 Agustus 2018). Indikasi yang terjadi yakni mulai ada peningkatan seismisitas pada Juli 2018, yakni VTB 31 kali, LF 27 kali, MP 145 kali dan RF 149 kali.
Dalam fase ini juga terdapat pemendekan jarak EDM sekitar 2 cm pada 15 Juli- awal Agustus 2018.
Selain itu, juga terdapat guguran besar yang terdengar di Babadan pada 1 Agustus 2018.
"Fase keempat, Pertumbuhan Kubah Lava (12 Agustus 2018-28 Januari 2019), dengan indikasi adanya gempa hembusan besar yang terdengar oleh warga Deles pada tanggal 11 Agustus 2018 dan terindikasi adanya ekstruksi lava baru. Kubah lava baru mulia tumbuh dengan laju rata-rata 40 kali/hari," ungkapnya.
Baca: Berita Terkini Gunung Merapi, Terpantau Satu Kali Guguran Lava Mengarah ke Kali Gendol
Dari informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, pada fase keempat juga terjadi guguran intensif dengan rata-rata 40 kali dalam sehari.
Dalam fase ini juga terjadi guguran lava pijar ke arah kali Gendol untuk pertama kalinya yakni pada tanggal 23 November 2018 sebanyak 4 kali dengan jarak luncur maksimum 300 m.
Sedangkan untuk fase kelima, yakni Pembentukan Guguran Lava dan Awanpanas (29 Januari 2019- saat ini).
Pada tanggal 29 Januari untuk pertama kalinya terjadi Awanpanas Guguran sebanyak 3 kali dengan jarak luncur maksimal 1,4 km.
"Awan panas Guguran ini terjadi kembali pada 7 Februari yakni sebanyak 1 kali dengan jarak luncur 2 km, 18 Februari sebanyak 7 kali dengan jarak luncur 1 km," ungkapnya. (*)
http://jogja.tribunnews.com/2019/02/21/peta-kronologis-gunung-merapi-tahun-2018-2019-bpptkg-ada-5-faseBagikan Berita Ini
0 Response to "Peta Kronologis Gunung Merapi Tahun 2018-2019, BPPTKG : Ada 5 Fase - Tribun Jogja"
Post a Comment