Teror di Mako Brimob dan Surabaya, Investor Bisa Tahan Investasi

Jakarta - Meski dinilai tak akan mengganggu kestabilan perekonomian di Indonesia, serangan teror di Mako Brimob dan ledakan bom di Gereja, Surabaya dikhawatirkan bisa mengganggu investasi. Pasalnya investor bakal menahan diri untuk mengucurkan modalnya.

"Persepsi orang kalau kita nggak aman, dikaitkan politik segala macam, akibatnya orang kan kalau mau investasi tunggu dulu deh. Kita berpikirnya gitu, simpel," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani kepada detikFinance, Jakarta, Minggu (13/5/2018).

Namun bukan berarti investor benar-benar berhenti berinvestasi. Menurut dia, mereka hanya akan membatasi investasinya.

"Artinya saya bilang orang bukannya takut, untuk melakukan kegiatan ekonomi sih nggak, belanja ya belanja, aktivitas nggak ada pengaruh. Tapi mereka tidak melakukan ekspansi, tidak melakukan, spendingnya itu terbatas," lanjutnya.

Dia juga menyatakan kejadian tersebut tidak lantas akan membuat investor lari dari Indonesia.

"Kalau lari sih nggak, chaos sih nggak, hanya menahan saja. Jadi tidak akan membuat investor kabur, itu nggak, hanya mengerem terutama yang (investor) lokal. Kalau yang asing tetap jalan. Kalau investor asing nggak ada urusan. Yang orang lokal yang suka kadang kadang berlebihan. Ada trauma tahun 1998, gitu gitu loh," jelasnya.

Dia pun berharap aparat keamanan dan penegak hukum bisa menindak secara cepat kejadian tersebut. Agar investor tak lama-lama menahan belanja.

"Mereka akan tetap (investasi), tapi jumlahnya kecil. Tetap jalan, tapi nahan, jadi mengurangi mereka punya spending, mereka punya belanja, mereka punya investasi, itu mereka cenderung akan berkurang. Nah ini yang harus segera aparat keamanan harus segera mengungkap ini semua," tambahnya.

(zlf/zlf)

Let's block ads! (Why?)

Kalo berita nya ga lengkap buka link di samping https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4018243/teror-di-mako-brimob-dan-surabaya-investor-bisa-tahan-investasi

Bagikan Berita Ini