
Dalam paparan kinerja subsektor ketenagalistrikan, Kamis (10/1/2018) kemarin, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy N Sommeng menjelaskan, penurunan investasi ini disebabkan adanya penyesuaian nilai investasi yang akibat perubahan-perubahan COD (commercial operation date) yang menyesuaikan dari RUPTL (rencana usaha penyediaan tenaga listrik).
Lebih lanjut, Andy menuturkan, dari jumlah investasi tersebut, mayoritas digunakan untuk pengadaan pembangkit listrik, transmisi dan distribusi, dan gardu induk.
Investasi tersebut, kata Andy, sudah mengikutsertakan investasi dari PLN, IPP, wilayah usaha, dan izin operasi (IO).
Sedangkan, untuk di 2018, realisasi investasi di ketenagalistrikan tercatat sebesar US$ 11,8 miliar, dengan rincian investasi PLN sebesar US$ 6,81 miliar, dari IPP sebesar US$ 3,77 miliar. Dari PPU/wilayah usaha sebesar US$ 141 juta, dan dari IO sebesar US$ 400 juta, pabrikan US$ 93 juta.
Pihaknya juga menargetkan adanya penambahan kapasitas terpasang pembangkit listrik di 2019 sebesar 3.976 MW menjadi 66.565,71 MW dari realisasi kapasitas terpasang di 2018 yang sebesar 62.589,71 MW.
Di samping itu, pemerintah pun akan meningkatkan rata-rata konsumsi listrik nasional sebesar 1.200 kWh per kapita, naik dari realisasi di 2018 yang sebesar 1.064 per kapita.
Meski dia mengakui, konsumsi listrik Indonesia saat ini masih di bawah negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura.
"Tahun lalu 1.064 kwh per kapita memang masih jauh, Malaysia 4.000 kWh per kapita, Singapura 8.000 kWh per kapita, tapi DKI 3.500 kwh per kapita lho," pungkas Andy.
Adapun, untuk program 35 ribu MW, Ditjen Gatrik mencatat sudah 8% pembangkit dari program 35 ribu MW tersebut yang telah beroperasi hingga akhir 2018.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu merinci, sampai dengan 15 Desember 2018, tercatat sudah ada 2.899 MW pembangkit yang sudah beroperasi, dan 18.207 MW atau 52% pembangkit sedang konstruksi, dan 11.467 MW sedang dalam tahap perjanjian jual-beli listrik (PPA) belum konstruksi atau sekitar 32%.
"32% PPA ini proses pemenuhan persayaratan pendanaan agar tercapai financial close, karena sekarang memang masih ada yang terkendala dengan pembebasan lahan dan izin lingkungan," jelas Jisman kepada media saat dijumpai dalam paparan kinerja subsektor ketenagalistrikan di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Target Investasi Kelistrikkan pada 2019 Rp 169,56 T Market 3 menit yang lalu - CNBC Indonesia"
Post a Comment